Meraih Keberkahan Ramadhan
Bulan Ramadhan mempunyai keistimewaan dan keistimewaan nan besar. Semua kebaikan saleh nan dilakukan pada bulan ini bakal mendapat jawaban lebih banyak dan lebih baik. Pada bulan ini umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak kebaikan amal dan meninggalkan kemaksiatan. Di antara keistimewaan dan keistimewaan Ramadhan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat,
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُم ْصِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّة ِوَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ.
“Telah datang kepada kalian semua Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat (dibelenggu) dan pada bulan itu pula terdapat satu malam nan nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (HR. Ahmad)
Kata berkah alias barakah alias mubarak berasal dari kata kerja nan merujuk kepada peristiwa nan terjadi pada masa lampau (fi’il madhi, past tense), baraka. Menurut Imam An-Nawawi, baraka itu artinya tumbuh, berkembang, bertambah dan kebaikan nan berkesinambungan. Ar-Raghib Al-Asfahaniy memaknai kata ini dengan ats-Tsubut (ketetapan alias keberadaan) dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya kebaikan Tuhan). Atau, dalam istilah Imam Al-Ghazali, barakah itu ziyadatul-khair ala kulli syai’, bertambahnya kebaikan atas segala sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), berkah diartikan dengan “karunia Tuhan nan mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.”
Dalam kitab Durus al-‘Am, Syaikh Abdul Malik Al-Qasimi menjelaskan bahwa berkah alias barakah adalah
وَالْبَرَكَةُ هِيَ ثُبُوتُ الْخَيْرِ الْإَلَهِيْ فِي الشَّيْءِ. فَإِنَّهَا إِذَا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا حَلَّتْ فِيْ كَثِيْرٍ نَفَعَ
“Barokah adalah adanya kebaikan nan berasal dari Allah pada suatu hal. Sesuatu nan sedikit jika mendapatkan keberkahan, berubah jadi terasa banyak. Sesuatu nan banyak jika mendapatkan keberkahan, terasa sangat besar manfaatnya.”
Dari pengertiann ini saja, setidaknya ada tiga indicator bahwa sesuatu itu diberkahi. Pertama, sesuatu nan sedikit jika barakah bakal terasa banyak. Umur pendek nan diberkahi adalah umur nan diisi dengan beragam kebaikan dan menghasilkan banyak karya dan kebaikan saleh. Imam An-Nawawi hanya berumur 43 tahun, tetapi karya-karyanya ratusan titel dan dikaji hingga sekarang oleh banyak intelektual dan ulama.
Harta sedikit nan penuh berkah adalah kekayaan nan cukup dimanfaatkan untuk beragam keperluan layaknya kekayaan nan banyak. Ilmu nan berkah adalah pengetahuan nan membuahkan faedah nan banyak bagi diri, family dan masyarakat sekitarnya. Ilmu nan berkah berfaedah pengetahuan nan sedikit tapi diamalkan dalam keseharian.
Ramadhan disebut bulan penuh berkah lantaran di bulan Ramadhan pahala kebaikan kebaikan dilipatgandakan. Amalan nan awalnya biasa saja menjadi luar biasa nilainya di hadapan Allah bagi nan menjalankannya. Amalan sunnah diganjar sebagaimana layaknya ibadah wajib. Di bulan ini kebaikan bertambah dan bertumbuh menjadi kebaikan nan berkesinambungan.
Kedua, sesuatu nan berkah adalah sesuatu nan membuahkan faedah luar biasa. Ilmu kepercayaan nan banyak dan berkah bakal memberi faedah nan mendunia dan mendatangkan kebaikan bagi banyak orang. Umur panjang dan berkah bakal membuahkan karya-karya (amal saleh) nan monumental dan besar manfaatnya bagi masyarakat luas.
Dalam perihal ini, jika ibadah di bulan Ramadhan dimaksimalkan, maka dia bakal mendatangkan faedah nan besar bagi pelakunya. Hatinya bakal tertata kembali. Pikirannya dibersihkan dari beragam prasangka dan negative thinking. Ia bakal lebih optimis dalam menghadapi problematika hidupnya. Karenanya, ketika Hari Raya tiba, dia bakal mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan (al-faizin)
Ketiga, dikatakan berkah lantaran sesuatu alias keadaan itu bisa mengantarkan seseorang pada kebaikan dan menambah kebaikan alias ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Pernikahan nan diberkahi adalah pernikahan nan mendatangkan kebaikan bagi pasangan suami dan istri. Bukan hanya pada saat senang dan dalam limpahan nikmat-Nya. Namun, pada saat susah dan berkekurangan pun bisa menjadi berkah, manakala kesusahan itu menjadikan keduanya sadar dan bertaubat atas kesalahan diri mereka. Setidaknya, perihal itu bakal menghindarkan keduanya dari lembah kenistaan dan kemadharatan. Keluarga penuh berkah adalah family nan selalu mendorong semua penduduk rumah tersebut untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Ramadhan bakal menjadi berkah bagi pelakunya, jika setelah Ramadhan dia menjadi semakin dekat dan bertakwa kepada Allah. Sebaliknya, jika setelah Ramadhan seseorang tidak mengalami perubahan apapun, maka dia patut mengoreksi diri atas puasa Ramadhannya. Jadi, pelaku manusia ikut menentukan perubahan dalam dirinya. Jika berupaya untuk selalu mendekat kepada-Nya, maka Allah pun bakal lebih mendekat kepada hamba-Nya. Karenanya, tidak ada argumen lain bagi seorang muslim selain kudu bisa meraih berkah Ramadhan. Wallahu a’lamu.