Meraih Keberkahan di Bulan Ampunan
Oleh: Amalia Irfani
Jika hari ini kita tetap diberikan Allah kesehatan, umur panjang yang bermanfaat, dapat menikmati bagus dan berkahnya bulan suci Ramadhan maka, sepatutnya kita bersyukur. Allah SWT tetap mengizinkan kita untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, dan sesungguhnya kasih sayang Allah tidak berbatas.
Luasnya kasih sayang Allah kepada setiap hambaNya, jika kita hitung, kita renungkan jumlahnya tidak terhingga. Hanya saja sering kita lupa dan lalai. Kadang hanya ingat dan kangen bersimpuh disaat beragam masalah hidup datang diluar ekspektasi. Namun Allah SWT, tidak pernah menutup pintu taubat untuk siapapun hambaNya. Pintu tersebut selalu terbuka lebar, tinggal kita masuki dengan bertawakal sepenuhnya, dengan tidak menjadikan kepasrahan dengan meyakini dan meminta selain kepada Allah.
Keberkahan Ramadhan
Ramadhan bulan mulia penuh keberkahan, bulan nan lebih baik dari seribu bulan. Berkah Ramadhan nan pertama bagi umat Islam adalah bulan pemaafan dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa nan berpuasa Ramadhan lantaran keagamaan dan hanya mengharap pahala, maka dosa-dosanya nan telah lampau bakal diampuni.” (HR. al-Bukhari).
Untuk meraih pemaafan Allah tidak cukup dengan niat dan janji dalam hati, tetapi kudu melingkupi pikiran dan perbuatan. Mata tidak memandang sesuatu nan haram, telinga tidak mendengar sesuatu nan tidak baik, lisan tidak berbicara dusta, begitupun seluruh personil tubuh nan lain. Rasulullah SAW pun bersabda,
“Telah datang kepada kalian bulan nan penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu. di dalamnya terdapat malam nan lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa nan tidak mendapatkan kebaikannya berfaedah dia telah betul-betul terhalang/terjauhkan (dari kebaikan)” (HR. Ahmad)
Hadist diatas juga mengisyaratkan keistimewaan bulan suci Ramadhan sebagai bulan penuh berkah. Allah melipatgandakan pahala, selain keistimewaan lain berupa nilai pendidikan untuk kesehatan jasmani dan rohani. Dalam ritual puasa terdapat pendidikan bagi setiap perseorangan mengenai persamaan antara nan fakir dan nan kaya untuk mengerjakan perintah Allah, dan yang mempunyai kelapangan rezeki bersedekah kepada kaum fakir miskin serta berupaya untuk selalu menjadikan diri pribadi baik dan berisi kebaikan.
Sesuatu nan memang berat dilakukan karena bakal banyak ujian dan rintangan, tetapi disitulah letak keutamaannya. Saat seorang hamba bisa melewati semua proses dengan tetap berterima kasih dan bertafakur kepada Allah, ganjaran kebaikan Allah beri berlipat-ganda berupa pahala, ampunan, dan kemuliaan.
Ramadhan dan Ampunan Allah
Membuka bulan maghfirah ini, mari kita perbanyak melakukan kebaikan sholeh, meluruskan niat hanya lantaran Allah. Meluruskan niat merupakan perihal nan pertama dan utama nan kudu dilakukan setiap muslim memasuki bulan suci Ramadhan.
Sesuai aliran Islam, niat berfaedah sebagai pembeda amalan. Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya alias membedakan antara ibadah dengan kebiasaan alias perilaku. Niat juga membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Itulah mengapa niat menjadi rukun alias syarat sah semua kebaikan ibadah nan dilakukan oleh seorang hamba. Rasulullah SAW berujar, “Sesungguhnya ibadah itu tergantung niatnya dan seseorang bakal mendapatkan sesuai dengan apa nan dia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sebab pentingnya memulai amaliah ramadhan dengan niat lantaran Allah, mari kita luaskan semangat, memberi nutrisi kebaikan dengan tujuan hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Di antara karena turunnya pembebasan dari Allah di bulan ramadhan : Pertama, melaksanakan puasa ramadhan dengan niat lantaran Allah. Kedua, mendirikan sholat Taraweh dan sholat sunah lainnya. Ketiga, memperbanyak ibadah di malam Lailatul qodar, dan keempat senantiasa berdzikir dengan mengingat Allah dikeadaan lapang dan sempit.
Amalia Irfani, Divisi Penguatan Politik Perempuan LPPA PWA Kalbar, Mahasiswa Doktoral Sosiologi UMM