Mengulas Makna ‘La ilaha illallah’ - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

YOGYAKARTA. Suara Muhammadiyah- Rasulullah saw bersabda, ”Iman itu lebih dari 70 (tujuh puluh) alias 60 (enam puluh) cabang, cabang ketaatan yangg tertinggi adalah mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan bagian ketaatan terendah adalah membuang gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan bagian dari iman.” (HR Bukhari-Muslim).

Ustadz Nur Kholis dalam pidato tarawih yangg ke-10, Jum’at (31/03) menerangkan bahwa ucapan ‘La ilaha illallah’ adalah kalimat ketaatan yangg paling utama dan mengandung akibat yangg luar biasa. Bahkan sejak awal kepercayaan Islam diturunkan oleh Allah di sebuah tempat yangg tingkat peradabannya paling rendah, ada tempat yangg peradabannya lebih maju seperti Persia dan Romawi.

Namun Islam tidak diturunkan ke sana, melainkan pada tempat yangg peradabannya rendah. Dengan kalimat tersebut peradaban yangg begitu rendah berubah menjadi peradaban yangg paling tinggi pada masanya. Hanya dalam tempo waktu 23 tahun, Rasulullah saw membawa misi utama agamanya ialah mentauhidkan Allah. Kalimat tersebut juga bisa merubah peradaban yangg tidak diperhitungkan menjadi peradaban yangg banget diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain.

“Sepertinya kalimat ini sederhana tetapi konsekuensinya luar biasa. Dengan pernyataan bahwa selain Allah itu adalah makhluk bukan Tuhan. Maknanya kalimat ini membawa kesetaraan manusia, sehingga manusia punya kesempatan yangg sama untuk bisa berkontribusi sesuai dengan kapabilitas yangg dia miliki, maka kalimat ini menghapus satu sistem nasabiyah menjadi sistem kasabiyyah,” terangnya.

Dari perkataan beliau, maka mulia dan tidaknya seseorang tinggi dan rendahnya derajat seseorang ditentukan bukan oleh nasabnya lagi tetapi oleh kerja kerasnya.

اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ

“Sesungguhnya yangg paling mulia di antara Anda di sisi Allah adalah orang yangg paling bertakwa.”‌ (QS:Al-Hujurat:13)

Dengan kalimat tersebut pernyataan yangg menjadi yangg paling mulia disisi Allah hanya orang-orang yangg bertakwa. Orang tersebut yangg memobilisasi sosial secara vertikal, sehingga naik ranking itu ada tiga kuncinya dalam agama, yaitu:  Pertama, adalah ketaatan yangg kuat. Kedua, pengetahuan yangg hebat. Ketiga adalah akhlakul karimah. Orang-orang yangg mempunyai tiga kompetensi itu yangg bakal bisa naik ranking dalam bertakwa pada Allah.

“Sekalipun nasab bagus tetapi jika imannya rapuh, pengetahuannya kurang, dan akhlaknya tidak terpuji, maka dia pun bakal berderajat rendah di mata kalimat ‘La ilaha illallah’.  Dengan kalimat ini pula yangg membikin seseorang setara,” tutupnya. (Sakila Ghina Athifa Eka Bhavani)

-->
Sumber suaramuhammadiyah.id
suaramuhammadiyah.id