Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Syafiq A. Mughni menegaskan kembali komitmen Muhammadiyah dalam merealisasikan visi ideal Indonesia.
Hal ini dia sampaikan saat menjadi pembicara utama dalam pembukaan Kajian Ramadan 1446 H yangg diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA), pada Sabtu (8/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Syafiq Mughni yangg juga merupakan putra original Lamongan mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya Kajian Ramadan kali ini. Ia juga memberikan apresiasi tinggi terhadap peluncuran 19 kitab yangg merupakan karya dari para kader Muhammadiyah di Jawa Timur. Menurutnya, budaya literasi yangg kuat adalah modal krusial bagi masyarakat dalam membangun peradaban yangg lebih maju.
“Kita patut berterima kasih atas peluncuran buku-buku ini. Hal ini mencerminkan budaya literasi yangg kuat, yangg tidak hanya berkontribusi pada perkembangan pengetahuan pengetahuan, tetapi juga memberi faedah luas bagi masyarakat dan bangsa,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Syafiq Mughni menekankan bahwa mewujudkan Indonesia sebagai negeri yangg baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur adalah misi yangg tidak bisa ditawar oleh Muhammadiyah.
Menurutnya, setiap kesempatan yangg muncul kudu dimanfaatkan untuk merealisasikan Indonesia sebagai negara yangg baik, adil, dan mendapat pembebasan Allah SWT.
Dia juga menjelaskan bahwa konsep baldah thayyibah semestinya menjadi visi kenegaraan yangg terus diperjuangkan. Meskipun belum sepenuhnya terwujud, yangg terpenting adalah gimana bangsa ini terus bergerak mendekati cita-cita ideal tersebut.
Syafiq menegaskan, konsep ini bukan sekadar kondisi yangg sudah ada (state of being), tetapi lebih kepada proses menjadi lebih baik (state of becoming).
“Jika kita bertanya apakah Indonesia sudah mendekati visi itu alias tidak, maka jawabannya bisa dilihat dari perjalanan yangg kita tempuh. Jika semakin dekat dengan baldah thayyibah, berfaedah kita berada di jalur yangg benar. Namun, jika justru menjauh, maka kita sedang menuju ke arah yangg salah, ialah baldah sayyiah,” ungkapnya.
Pada kesempatan yangg sama, Ketua PWM Jatim, dr. Sukadono, menjelaskan bahwa tema Kajian Ramadan tahun ini, ialah Baldah Thayyibah: Refleksi untuk Negeri, mempunyai makna yangg sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Menurutnya, untuk mewujudkan negeri yangg ideal, setidaknya ada lima syarat utama yangg kudu dipenuhi:
1. Ketulusan dalam Beribadah kepada Allah. Masyarakat kudu mempunyai keikhlasan dalam menjalankan ibadah sebagai corak ketaatan kepada Allah SWT.
2. Akhlak Pemimpin yangg Terjaga. Para pemimpin kudu menunjukkan moralitas yangg tinggi dan memberikan teladan yangg baik bagi rakyatnya.
3. Pemimpin yangg Amanah. Kepemimpinan yangg baik kudu didasarkan pada prinsip kepercayaan dan tanggung jawab terhadap rakyatnya.
4. Keseimbangan antara Kehidupan Dunia dan Akhirat. Pembangunan kudu berorientasi pada kesejahteraan duniawi tanpa melupakan nilai-nilai spiritual.
5. Pemimpin yangg Buruk Harus Melakukan Taubatan Nasuha. Jika ada pemimpin yangg kandas menjalankan amanah, maka mereka kudu melakukan introspeksi dan bertaubat.
“Tanpa kelima syarat ini, bakal susah bagi kita untuk mencapai kondisi baldah thayyibah. Oleh lantaran itu, kita semua mempunyai tanggung jawab dalam mewujudkan cita-cita ini,” tegas Sukadono.
Sebagai tuan rumah acara, Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) menunjukkan komitmennya dalam mendukung dakwah dan pendidikan Muhammadiyah.
Rektor UMLA Prof. Abdul Aziz Alimul Hidayat, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kepercayaan yangg diberikan PWM Jatim kepada UMLA sebagai penyelenggara Kajian Ramadan 1446 H ini.
Aziz juga menyoroti pembangunan Dome UMLA, yangg telah dimulai sejak Oktober 2024 dan sekarang sudah dapat digunakan dalam aktivitas Kajian Ramadan.
Dia menjelaskan bahwa Dome UMLA bukan hanya sekadar gedung fisik, tetapi juga mempunyai peran strategis dalam mendukung dakwah Muhammadiyah, menjadi pusat aktivitas mahasiswa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di lingkungan sekitar.
“Kami berambisi Dome UMLA dapat menjadi simbol penguatan dakwah Muhammadiyah, sekaligus ruang yangg berfaedah bagi mahasiswa dan masyarakat luas,” ungkapnya.
Kajian Ramadan 1446 H yangg diselenggarakan di UMLA ini menjadi momentum krusial dalam memperkuat visi Muhammadiyah dalam membangun Indonesia yangg lebih baik.
Syafiq Mughni menegaskan bahwa baldah thayyibah kudu menjadi arah perjuangan bersama, sementara dr. Sukadono mengingatkan bahwa ada syarat-syarat yangg kudu dipenuhi untuk mencapai negeri yangg ideal.
Dengan support lembaga seperti UMLA, Muhammadiyah semakin optimistis dalam menjalankan misi dakwah dan pendidikan guna menciptakan Indonesia yangg lebih berkeadaban dan sejahtera. Acara ini tidak hanya menjadi arena refleksi, tetapi juga langkah nyata dalam mewujudkan visi Islam yangg rahmatan lil ‘alamin bagi negeri ini. (*/wh)