Melawan Jalan Profetik dan Hancurnya Peradaban - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Banyaknya jalan menyimpang yangg dilalui manusia membikin Allah mengutus rasul. Jalan yangg ditunjukkan rasul merupakan satu-satunya jalan yangg bakal menyelamatkan dan memuliakan manusia dalam hidup kekal di surga.

Betapa banyak manusia yangg mencari jalan untuk membangun peradaban dengan mengagungkan Tuhan, tetapi justru menghinakan-Nya.

Hal inilah yangg membikin peradaban hancur dan mengakhiri hidupnya dalam kesengsaraan dan kehinaan selama-lamanya.

Jalan Profetik

Rasul diutus Allah untuk menunjukkan jalan tunggal menuju Allah. Namun kebanyakan manusia tergoda untuk menciptakan jalan sendiri yangg menurutnya lebih bagus.

Terlebih lagi setan ikut menghiasi jalan-jalan gelap-sesat sebagai jalan menuju cahaya-lurus.

Jalan yangg seolah-olah mengantarkan kepada surga semakin banyak dianut oleh manusia. Dalam konteks inilah rasul dihadirkan untuk mengembalikan ke jalan yangg betul-betul lurus dan menyelamatkan dari jalan menyimpang.

Jalan yangg ditunjukkan rasul memastikan bahwa Allah merupakan dzat yangg betul-betul tunggal. Hal ini dinarasikan Alquran sebagaimana firman-Nya :

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْۤ اَدْعُوْۤا اِلَى اللّٰهِ ۗ عَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَاۡ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗ وَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَاۤ اَنَاۡ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, saya dan orang-orang yangg mengikutiku membujuk (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan saya tidak termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)

Nabi Muhammad membujuk kaum Quraisy untuk mengikuti jalan tauhid ini. Namun mereka justru mempertahankan jalannya, dan melawan jalan yangg ditunjukkan Nabi.

Mereka tetap kokoh dengan memberhalakan banyak patung yangg semestinya mereka buang dan tinggalkan.

Karena berhala itu tidak bisa mendatangkan memanfaatkan bagi dirinya.
Muhammad membujuk mereka meninggalkan berhala, dan mereka spontan mereka menolak dengan beragam alasan.

Alasan itu sengaja dicari-cari untuk menolak jalan yangg dibawa Nabi Muhammad.

Abu Jahal merupakan tokoh terkemuka dalam menolak aliran tauhid. Dia menjelma menjadi Fir’aun yangg menolak apa pun yangg disampaikan Nabi Muhammad, dan terus memprovokasi pemuka Quraisy untuk mempertahankan penyembahan terhadap berhala.

Kehancuran Kontra Profetik

Alquran secara bijak membujuk kita untuk mengevaluasi diri dengan memandang akhir beragam peradaban yangg bertentangan dengan petunjuk rasul.

Abu Jahal dan para pemuka Quraisy betul-betul meninggal terhina dalam perang Badar lantaran tetap memperkuat terhadap penyembahan berhala.

Pendustaan terhadap rasul memang tidak serta merta mendatangkan kehancuran secara langsung tetapi hancur secara berjenjang dan perlahan.

Dikatakan berjenjang lantaran ketika menentang petunjuk rasul, bisa jadi peradabannya terlihat kokoh, kuat, dan menghegemoni masyarakat lain dan apalagi menjadi rujukan masyarakat luas. Namun peradaban mereka sebenarnya rentan dan dalam jangka panjang justru menjadi ratapan dan kehancuran kolektif.

Negara yangg tidak dibangun dengan nilai-nilai profetik umumnya menjual kebebasan dan menjadikan manusia sebagai pedoman sumber segala pemikiran dan tindakan.

Hal inilah yangg mengabaikan nilai-nilai profetik. Pembebasan peredaran minuman keras, berbisnis melalui perjudian, perzinahan hingga kawin sesama jenis mereka lalui dengan bangga.

Allah membujuk kepada kita untuk mengawasi akhir peradaban yangg berhujung sangat tragis. Alquran menarasikan perihal itu sebagaimana firman-Nya :

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَا لًا نُّوْحِيْۤ اِلَيْهِمْ مِّنْ اَهْلِ الْقُرٰى ۗ اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَ رْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَا نَ عَا قِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ وَلَدَا رُ الْاٰ خِرَةِ خَيْرٌ لِّـلَّذِيْنَ اتَّقَوْا ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

“Dan Kami tidak mengutus sebelummu (Muhammad), melainkan orang laki-laki yangg Kami berikan wahyu kepadanya di antara masyarakat negeri. Tidakkah mereka berjalan di bumi lampau memandang gimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul). Dan sungguh, negeri alambaka itu lebih baik bagi orang yangg bertakwa. Tidakkah Anda mengerti?” (QS. Yusuf: 109)

Mengikuti petunjuk rasul bukanlah mudah tetapi menghadapi tantangan yangg besar, sepertinya cemoohan, cacian, pengusiran dan apalagi pembunuhan.

Inilah jalan tauhid yangg sangat terjal namun berhujung dengan kemuliaan dan keselamatan. (*)

*) Dr. Slamet Muliono Redjosari, Wakil Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur

-->
Sumber majelistabligh.id
majelistabligh.id