WARTAMU.ID, Magelang – Gunung Merapi kembali erupsi dengan mengeluarkan awan panas pada Sabtu, 11 Maret 2023. Berdasarkan Laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) luncuran awan panas mengarah ke sungai Bebeng dan Krasak. Kedua sungai ini posisinya berada di Kabupaten Magelang.
Melihat perkembangan tersebut Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah alias nan dikenal sebagai Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengkoordinasikan potensinya untuk membantu masyarakat. Naibul Umam, Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah menyatakan bahwa sistem kesiapsiagaan relawan berbareng masyarakat sudah dibangun cukup lama sejak naiknya status Gunung Merapi dari waspada ke siaga.
“MDMC Jawa Tengah dan DIY dari awal sudah mempunyai perencanaan kesiapsiagaan sejak naiknya status Merapi menjadi siaga di tahun 2020 sampai sekarang. MDMC sudah membuka pos koordinasi dan pos pelayanan nan sampai sekarang tetap buka. Artinya ketika ada kejadian erupsi baik itu erupsi freatik alias erupsi nan lebih besar sudah siap,” ungkap Umam pada Rabu (15/03/2023).
Menurut Umam, nan perlu diperhatikan adalah akibat luncuran awan panas sejauh 4 km dan juga munculnya abu vulkanik. “Kemarin anginnya mengarah ke area desa-desa di kecamatan Dukun,” ungkap Umam. Terdapat empat Kecamatan nan terdampak sebaran abu vulkanik cukup berat ialah kecamatan Sawangan, Dukun, Tegalrejo dan Candimulyo di Kabupaten Magelang.
“Ada 20.000 masker nan sudah di diberikan ke masyarakat dari mulai Kecamatan Dukun, Kecamatan Sawangan, Tegalrejo dan Kecamatan Candimulyo sampai dengan di kota Magelang,” tutur Umam menyampaikan aktivitas respon darurat nan dilakukan relawan Muhammadiyah di lokasi.
Respon darurat nan lainnya adalah membagikan google alias kacamata safety kepada penduduk seperti petani nan sawah dan kebunnya berada di lereng Merapi.
Kebutuhan Petani dan Peternak
Saat ini tim MDMC terus melakukan pemantauan pada pos pelayanan di Desa Dukun, Desa Sawangan serta pos koordinasi di Magelang. Dari hasil asesment relawan pada tanggal 11 dan 12 Maret 2023, sebaran abu vulkanik berakibat kepada kesehatan manusia juga rupanya berpengaruh kepada ternak. Persediaan rumput sebagai sumber pakan ternak mulai menipis lantaran banyak terkena abu vulkanik, sehingga tidak layak dikonsumsi.
“Alhamdulillah mulai tanggal 12 hingga hari ini sudah puluhan orang mengirim rumput untuk ternak sapi dan kambing di daerah-daerah nan terdampak,” ungkap Umam.
Selain akibat kepada peternak, ditemukan tim MDMC adanya akibat pada keberlanjutan hidup bagi petani di lereng Merapi. Karena banyak tanaman nan rusak lantaran abu vulkanik nan menempel di tanama. Contohnya terjadi pada petani kembang kol nan kudu memanen lebih sigap lantaran takut rusak dan ketika dijual hasilnya sangat tidak sesuai nilai jual semestinya.
Oleh lantaran itu nan mendesak dilakukan adalah solusi untuk membantu petani dan peternak di desa-desa terdampak tersebut. Komoditas pertanian penduduk nan terdampak itu adalah cabe, kembang kol dan tomat.
Menurut Umam, pemerintah wilayah perlu segera melakukan upaya untuk mengatasi akibat tersebut di atas. Saat Gubernur Jawa Tengah meninjau Magelang beberapa hari lampau MDMC langsung memberikan rekomendasi program, termasuk untuk mengantisipasi meningkatnya masalah akibat datangnya musim kemarau. “Sekiranya kelak dalam waktu seminggu ini tidak turun hujan, pemerintah sebaiknya mengusahakan adanya hujan buatan untuk kawasan-kawasan nan terdampak abu vulkanik,” ungkap Umam.
Rekomendasi nan kedua adalah perlunya pengedaran support air lantaran beberapa wilayah sudah mulai kesulitan air, baik air untuk kebutuhan harian maupun untuk membersihkan lingkungan sekitar dari debu.
Dampak Area Lain
Sementara itu MDMC juga mensiagakan relawan untuk wilayah Klaten, Boyolali dan Sleman walaupun akibat erupsinya belum begitu serius. Slaah satunya dengan membujuk masyarakat untuk mengakses info dari sumber nan tepat seperti info dari BPPTKG.
Untuk wilayah Boyolali ada beberapa desa nan di area Tlogolele dan wilayah Kecamatan Jrakah ada beberapa area nan terdampak abu vulkanik. Tapi secara umum tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas harian masyarakat dan tidak terlalu akibat serius kepada pertanian dan peternakan.
Naibul Umam berpesan agar masyarakat tidak perlu risau kudu terus diantisipasi akibat abu vulkanik. “Saran kami, penduduk nan keluar dari rumah pakai masker, lindungi mata jika punya kacamata, pakai baju nan lengan panjang, agar abu vulkanik tidak terlalu berakibat pada kesehatan,” pungkasnya.
2,318 kali dilihat, 2,318 kali dilihat hari ini