Marpuji Ali, Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah, membujuk kepada 70 peserta Baitul Arqam tiga bagian Muhammadiyah dari PCM Kottabarat, Banjarsari, dan Solo Utara untuk meneladani nilai-nilai perjuangan tokoh Muhammadiyah di NTT pada Ahad (12/3/2023). Acara tersebut merupakan rangkaian Baitul Arqam MPK PDM Kota Surakarta. Marpuji Ali memaparkan profil Abdul Qodir Lenamah, BA. nan merupakan seorang alumni Pondok Shabran UMS, 1986. Abdul Qodir melakukan dakwah di pedalaman Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT, Dusun Manela, Desa Tliu, Kecamatan Amanuban Timur. Lokasi tersebut sekitar 180 km dari Kupang dan jarak tempuh 4 s/d 5 jam jika lancar.
Abdul Qodir memulai dakwah tahun 1987 dengan naik kuda di wilayah pegunungan. Masyarakat nan memeluk Islam sekitar 7 persen. Ia sukses mengislamkan masyarakat dengan langkah damai, nan tua, muda, termasuk tokoh adat. “Tahun 2008 mendapatkan tanah wakaf seluas 5 hektar dari Kasim Lenamah dan Hasan Lukman Lenamah, tahun 2017 ini tambah 2 hektar. Tanah wakaf tersebut dimanfaatkan untuk Panti Asuhan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Pertanian, dan Masjid Abu Bakar Ash-Siddiq,” paparnya.
Marpuji Ali, memaparkan tujuh nilai perjuangan nan dapat diteladani meliputi ikhlas, sabar, jihad, uswah hasanah, amanah, tekun dan ulet, dan menjaga kekompakan dalam berjamaah. “Nilai perjuangan Ikhlas itu tidak mau mencari sanjungan dan tulus semata-mata seorang kader persyarikatan melaksanakan dakwah. Karena dakwah di lapangan maka perlu kesabaran. Setiap wilayah mempunyai tantangan masing-masing. Intinya setiap pejuang kudu mempunyai ketahanan uji dalam memperjuangkan kebenaran,” jelasnya kepada peserta Baitul Arqam.
Marpuji Ali menambahkan andaikan mendapatkan keberhasilan maka sikap nan dilakukan adalah berterima kasih kepada Allah Swt. Namun, jika belum berhasil, mari kita sama-sama mencari solusi dengan pemikiran nan baik. “Prinsip kerja berjamaah, keberhasilan bukan keberhasilan seseorang tetapi keberhasilan berjamaah. Mengurus PRM dan PCM perlu kerja keras dan ahli agar sukses sampai ke tujuan,” jelasnya.
Kepada peserta Baitul Arqam, Marpuji Ali juga menekankan nilai uswah hasanah. Artinya, penampilan seorang tokoh Muhammadiyah kudu menjadi teladan nan utama. Jika ada kekurangan maka saling menasihati dan menunjukkan dengan langkah nan baik. Kader Muhammadiyah perlu menjunjung tinggi nilai amanah dan bertanggung jawab. Seorang Abdul Qodir betapapun beratnya tugas nan diemban, dia menunjukkan sikap tanggung jawab. Terakhir adalah kader Muhammadiyah kudu bisa menjaga kekompakan dalam berjamaah. “Mari kita ciptakan ranting dan bagian dengan keahlian nan kompak dengan kelebihan-kelebihan dikumpulkan menjadi satu dan kekurangan-kekurangan dikurangi sedikit demi sedikit,” tandasnya.
Baitul Arqam Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kottabarat, Banjarsari, dan Solo Utara digelar Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPK PDM) Kota Surakarta selama dua hari, Sabtu–Ahad (11-12/11/2023) di SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta. Kegiatan tersebut diikuti 70 peserta dari PCM Kottabarat, Banjarsari, dan Solo Utara. K.H. Ahmad Sukidi, selaku Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Kota Surakarta berambisi sesuai dengan tema nan diusung ialah terwujudnya kader nan berintegritas, profesional, dan mencerahkan, maka kader-kader Muhammadiyah semakin teguh dalam meneruskan perjuangan Muhammadiyah dan menggerakkan dakwah Islam melalui Muhammadiyah.
Kegiatan Baitul Arqam dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Ketua PDM Kota Surakarta, K.H. Drs. Subari serta dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta dan Ketua PCM Kottabarat, Banjarsari, dan Solo Utara. (Aryanto/Red)