Mahasiswa UMM Jadi Duta Pendidikan Jatim, Rintis Lembaga Advokasi Teacher for Charity - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Amira Syafana berbareng anak-anak. Amira meraih runner-up 2 dalam event Putera Puteri Pendidikan Jawa Timur 2023. (Humas UMM/KLIKMU.CO)

Malang, KLIKMU.CO – Kabar membanggakan datang dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Amira Syafana, mahasiswa PGSD, sukses meraih penghargaan sebagai runner-up 2 dalam event Putera Puteri Pendidikan Jawa Timur 2023. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Glamour Look Pageants di Kota Surabaya dan diikuti puluhan peserta.

Tentu bukan perihal yangg mudah bagi Amira untuk menjalani beragam proses event tersebut. Banyak sekali tahapan yangg kudu dia lewati untuk bisa lolos di grand final.

Mulai pendaftaran pada Februari, dilanjutkan dengan tes tulis, tes wawancara dan focus group discussion, pra-karantina satu dan dua. Kemudian dilanjutkan dengan masa karantina dan puncaknya grand final pada 11 Juni 2023.

Menariknya, dia juga merupakan seorang aktivis pendidikan yangg seringkali terjun ke sekolah-sekolah dalam kategori wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Bahkan dia merintis lembaga pembelaan Teacher for Charity yangg mempunyai tagline “Bersama Eksplorasi Sekolah untuk Meningkatkan Mutu” (Bersatu).

“Bermodalkan rasa keikhlasan dan semangat kepedulian bakal pendidikan, saya tergerak untuk ikut andil dalam memajukan pendidikan ini, terutama di wilayah 3T. Salah satunya dengan mendirikan lembaga pembelaan Teacher for Charity sejak 2021 sebagai kendaraan umum saat saya terjun langsung ke sekolah-sekolah. Sekaligus menjadi pemantik bagi orang-orang untuk lebih peduli kepada pendidikan,” katanya.

Menurutnya, kesetaraan pendidikan di Indonesia saat ini tetap sangat kurang. Terutama pada sekolah wilayah 3T dari segi model pembelajaran, media pembelajaran, kreasi pembelajaran, hingga sarana prasarana penunjang Pendidikan.

Saat ini, Amira juga konsentrasi membantu dalam perihal terapis family autis tepatnya di Omah Terapi Autis. Di sana, dia mengajar basic life seperti membersihkan toilet sikat gigi, memegang sendok, hingga motorik kasar seperti melompat dan jalan.

“Kebetulan saya mendampingi anak-anak usia sekitar 3-7 tahun. Saya tidak bisa menutup mata dengan keberadaan anak-anak yangg spesial. Saya sangat senang bisa berbagi dan mendampingi mereka,” urainya.

Amira juga produktif dalam bumi kepenulisan. Ia telah menelurkan delapan buku, beberapa artikel, apalagi opini yangg mendapat penghargaan. Misalnya, opini berjudul Merajut Asa Pejuang Merdeka Belajar yangg sukses memenangi kejuaraan Nasional Penmas. Menurutnya, karya tersebut menjadi usahanya untuk memberikan semangat bagi mahasiswa dan anak muda lain untuk berkarya.

Terakhir, dia berpesan kepada seluruh calon pembimbing untuk lebih memperhatikan proses pendidikan. Selain itu, tidak pilih-pilih dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik lantaran pendidikan merupakan garda terdepan dari sebuah bangsa.

“Intelektual dan moral suatu bangsa juga ditentukan oleh pendidikan yangg disediakan,” tandasnya. (Wildan/AS)

-->
Sumber Klikmu.co
Klikmu.co