KLIKMU.CO – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selalu menyuguhkan kegiatan-kegiatan menarik. Salah satunya yangg dilakukan tim 7 gelombang 2 yangg mendorong pemanfaatan sampah menjadi produk bernilai, ialah mengubah sampah plastik menjadi ecobrick.
Kegiatan yangg berjalan di Desa Ngijo, Karangploso, ini dilaksanakan sejak akhir Agustus lampau hingga September.
Ketua Tim Sandra Krisna Nugraha Putri menjelaskan, ecobrick adalah penemuan sederhana yangg melibatkan pemadatan sampah plastik ke dalam botol plastik jejak hingga menjadi padat dan keras. Kemudian dimanfaatkan sebagai bahan gedung alias kerajinan tangan.
Dia menambahkan, proses pembuatan ecobrick mudah bisa dilakukan siapa pun.
“Pertama, mengumpulkan sampah plastik, seperti kantong kresek, bungkusan makanan, dan botol plastik yangg tidak terpakai. Lalu dibersihkan dan dikeringkan. Setelah itu dimasukkan ke dalam botol plastik jejak berjenjang dan dipadatkan menggunakan perangkat seperti kayu alias besi kecil. Ecobrick tersebut bisa dijadikan bahan dasar untuk beragam kerajinan tangan. Misalnya dengan mengubahnya menjadi bangku untuk duduk alias bangku sederhana,” katanya.
Pembuatan bangku sederhana dengan ecobrick juga cukup mudah. Diawali dengan menyusun ecobrick yangg direkatkan menggunakan lem sehingga strukturnya jadi lebih stabil dan kokoh. Biasanya ecobrick bisa digabungkan secara vertikal maupun horizontal.
Setelah struktur dasar bangku terbentuk, kata Sandra, bagian atasnya dilapisi dengan bahan yangg lebih nyaman seperti kayu ataupun tripleks. Tripleks dipilih lantaran kekuatan, ringan, dan mudah dibentuk sesuai ukuran dan kebutuhan.
Menurut dia, dasar tripleks ini berfaedah sebagai penutup permukaan atas bangku yangg memberikan kenyamanan saat digunakan. Tripleks yangg telah dipotong sesuai ukuran kemudian ditempelkan di atas susunan ecobrick dengan menggunakan lem kayu alias paku mini agar tetap kokoh.
“Meski sederhana, bangku ecobrick ini dapat digunakan di beragam lokasi. Baik di rumah, ruang publik, sekolah taman, dan lainnya. Selain bisa mengurangi sampai dan bisa dipakai, adanya bangku ecobrick ini juga bisa mendorong orang-orang untuk lebih memahami pentingnya daur ulang dan keberlanjutan,” terang Sandra.
Dia dan tim berambisi pengabdian ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak muda lain untuk berkreasi. Tidak hanya kreasi yangg menguntungkan diri sendiri, tapi juga berfaedah untuk masyarakat dan bumi.
Dalam prosesnya, Sandra tidak sendirian. Dia ditemani Amanda Wijayati, Vina Habibah Camellia, Natasya Setyaning Maharani, dan Desinta Ayu Ramandani dengan pengarahan pengajar Rinaldy Achmad Roberth Fathoni SAB MM.
(Wildan/AS)