Lima Wawasan dalam Manhaj Tarjih Muhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Manhaj Tarjih adalah suatu sistem aktivitas intelektual untuk pengkajian aliran kepercayaan Islam.

Di dalam Manhaj Tarjih tersebut terdapat wawasan yangg menjadi landasan injak bagi pemikiran keislaman Muhammadiyah untuk dapat menyikapi beragam tantangan dan perkembangan baru secara lebih imajinatif dan inovatif.

Ada lima wawasan dalam Manhaj Tarjih. Pertama, wawasan mengerti agama. Orientasi pemahaman kepercayaan dalam Muhammadiyah adalah Islam berkemajuan, yangg mempunyai landasan pada tauhid, berasal pada Alquran dan Sunah, menghidupkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan wasathiyah, dan mewujudkan Rahmat bagi Seluruh Alam.

Kedua, wawasan toleransi dan moderasi. Toleransi berfaedah Muhammadiyah tidak menganggap pihak yangg berbeda pasti salah.

Dalam arsip lama, Penerangan tentang Hal Tardjih, yangg dikeluarkan tahun 1936 dinyatakan: “Kepoetoesan tardjih moelai dari meroendingkan sampai kepada menetapkan tidak ada sifat perlawanan, jakni menentang ataoe menjatoehkan segala jang tidak dipilih oleh Tardjih itoe.”

Pernyataan ini menggambarkan bahwa Tarjih Muhammadiyah tidak menegasikan pendapat lain apalagi menyatakannya tidak benar.

Tarjih Muhammadiyah memandang keputusan-keputusan yangg diambilnya adalah suatu capaian maksimal yangg bisa diraih saat mengambil keputusan itu.

Oleh lantaran itu, Tarjih Muhammadiyah terbuka terhadap masukan baru dengan argumen yangg lebih kuat.

Ketiga, wawasan keterbukaan. Segala yangg diputuskan oleh Tarjih dapat dikritik dalam rangka melakukan perbaikan. Hal ini diterangkan dalam arsip lama, Penerangan tentang Hal Tardjih yangg dikeluarkan tahun 1936 dinyatakan:

“Malah kami berseroe kepada sekalian oelama soepaya soeka membahas poela bakal kebenaran poetoesan Madjelis Tardjih itoe di mana kalaoe terdapat kesalahan ataoe koerang tepat dalilnja diharap soepaya diajoekan, sjoekoer kalaoe dapat memberikan dalil jang lebih tepat dan terang, jang kelak bakal dipertimbangkan poela, dioelang penjelidikannja, kemoedian kebenarannja bakal ditetapkan dan digoenakan. Sebab waktoe mentardjihkan itoe adalah menoeroet sekedar pengertian dan kekoeatan kita pada waktoe itoe.”

Warga Muhammadiyah dengan demikian dituntut untuk menjadi orang yangg terbuka. Dari pendapat mana pun baik yangg datang dari luar maupun dalam.

Keempat, tidak berafiliasi mazhab. Memahami kepercayaan dalam perspektif Muhammadiyah dilakukan langsung dari sumber-sumber pokoknya, Alquran dan Sunah melalui proses ijtihad dengan metode-metode ijtihad yangg ada. Ini berfaedah Muhammadiyah tidak berafiliasi kepada ajaran tertentu.

Namun ini tidak berfaedah menafikan beragam pendapat fukaha yangg ada. Pendapat-pendapat mereka itu sangat krusial dan dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan diktum aliran yangg lebih sesuai dengan semangat di mana kita hidup.

Kelima, wawasan tajdid. Dalam Muhammadiyah, tajdid mempunyai dua arti: 1) Dalam bagian iktikad dan ibadah, tajdid berarti pemurnian dalam makna mengembalikan iktikad dan ibadah kepada kemurniannya sesuai dengan Sunnah Nabi saw; 2) dalam bagian muamalat duniawiah, tajdid berfaedah mendinamisasikan kehidupan masyarakat dengan semangat imajinatif dan inovatif sesuai tuntutan zaman.

Inilah wawasan yangg terdapat Manhaj Tarjih. Kelima wawasan ini merupakan modal untuk menanggapi beragam persoalan yangg muncul. Selain dari wawasan, ada juga turunan metode, dan lain-lain.

(Disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Prof Syamsul Anwar Dalam dalam Dialog Ideopolitor di UAD Jogjakarta, 6 Mei 2023)

-->
Sumber majelistabligh.id
majelistabligh.id