
KHITTAH.CO, BANTAENG – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PWM Sulsel berbareng Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantaeng menandatangani nota kesepahaman alias Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kepala Rutan kelas II B Bantaeng. Setelah itu, LDK berbareng PDM Bantaeng bakal melakukan pembinaan keagamaan secara rutin kepada penduduk bimbingan lapas.
Acara itu berjalan di Masjid At Taubah Rutan Kelas II B Bantaeng, Rabu 30 Oktober 2024. Mereka yangg datang adalah Kepala Rutan Kelas II B Kabupaten Bantaeng, Ambo Asse, dan pengurus LDK PWM Sulsel ialah Tauhid, Akbar, Zakaria, Ahmad Siddik, dan Darmawati.
Sementara itu, pihak PDM Bantaeng dihadiri langsung oleh Ketua Samsud Samad dan jejeran ketua lainnya. Selain PDM, sejumlah perwakilan AMM Bantaeng juga hadir.
Samsud Samad menyebut aktivitas itu adalah tindak lanjut atas aktivitas yangg pernah dilakukan oleh PWM Sulsel yangg menghadirkan semua PDM. Ia merasa ceria lantaran aktivitas itu bisa terlaksana dengan sigap setelah aktivitas sebelumnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Rutan Kelas II B yangg telah memberi ruang bagi Muhammadiyah untuk berdakwah.
“Lahirnya konsep simbiosis mutualisme yangg saling menggembirakan. Kami menyambut dengan baik dan berterima kasih setulus-tulusnya lantaran kita diterima lantaran kedepan yangg bakal kita kerjakan adalah nilai-nilai keikhlasan dalam menebar kebaikan,” ujar Samsud.
Setelah mendapat restu pengelola lapas, Samsud bakal mendampingi LDK dalam melakukan pendekatan kepada penduduk binaan.
“Kita bakal melakukan pendekatan secara psikologis,” tutur Samsud.
Di tempat yangg sama, Kepala Rutan Kelas II B Bantaeng, Ambo Asse mengapresiasi Muhammadiyah atas tekad mereka membuka lahan dakwah di tempatnya. Meskipun, kata Ambo, apa yangg dilakukan hari ini memang keharusan sebagai tindak lanjut atas kerja sama PWM Sulsel dengan Kemenkumham yangg disepakati tahun lalu.
“Petugas dan penduduk bimbingan tentu mempunyai karakter yangg berbeda, sehingga perhatian dari beragam pihak diharapkan dapat memberi pencerahan, kita beruntung ada Muhammadiyah,” papar ambo.
Meski LDK hanya menyasar objek tertentu, namun Ambo mengharapkan pembinaan itu juga bertindak bagi pegawai. Ia percaya, Muhammadiyah bisa melaksanakan tugas di tempat itu dengan lancar.
Ia juga menjelaskan jika kebanyakan penduduk bimbingan lapas adalah narapidana narkotika. “Ada 44 orang pegawai dan 211 penduduk binaan, penduduk bimbingan ini 20 persen diantaranya adalah korbaan penggunaan narkoba,” tutur dia.
Sementara itu, salah satu pengurus LDK PWM Sulsel, Tauhid menyebut tim-nya itu dibentuk memang hanya untuk membina golongan rentan, termasuk penduduk bimbingan lapas.
Bantaeng sendiri bukanlah sasaran pertama. LDK telah melakukan pembinaan serupa di beberapa wilayah se-Sulsel.
“Kita sudah bekerja sama dengan beberapa daerah, mulai Bulukumba, Jeneponto dan teranyar di Bantaeng,” kata Tauhid.
Setelah MoU, pihak LDK bertanggungjawab mengutus petugas yangg berkompeten dalam melaksanakan pembinaan kerohanian. Adapun jenis pengarahan yangg bakal diberikan kepada penduduk bimbingan adalah pemberantasan buta aksara Al-Qur’an, pembelajaran iktikad dan akhlak, fiqh ibadah, pendidikan sejarah tentang Islam, pengarahan dzikir dan do’a, training pidato dan khutbah serta materi yangg bakal disesuaikan dengan keebutuhan.
Post Views: 11