Larangan Merendahkan Orang Lain: Refleksi dari Al-Qur’an dan Hadis - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

 Refleksi dari Al-Qur’an dan Hadis

UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yangg beriman, janganlah sekumpulan laki-laki merendahkan kumpulan yangg lain, boleh jadi yangg ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan wanita merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yangg direndahkan itu lebih baik. Janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yangg mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yangg jelek sesudah iman, dan barangsiapa yangg tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yangg zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang keras sikap merendahkan dan menghina orang lain. Dalam sebuah sabda sahih, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Takabur adalah menentang kebenaran dan meremehkan (merendahkan) manusia.” (HR. Muslim).

Perilaku menghina dilarang keras lantaran mungkin saja orang yangg direndahkan lebih baik di sisi Allah. (Tafsir Ibnu Katsir)

1. Mengingkari Janji

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Ada tiga tanda, barangsiapa dalam dirinya terdapat tanda-tanda itu berfaedah dia munafik, meskipun dia salat, puasa, dan mengaku muslim; ialah jika berbincang dia dusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika dipercaya dia berkhianat.” (HR. Bukhari Muslim)

2. Menuduh Zina Tanpa Bukti

Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yangg menuduh wanita yangg baik-baik, yangg lengah (dari melakukan zina), lagi beriman, mereka mendapatkan laknat di bumi dan akhirat, dan bagi mereka balasan yangg besar.” (QS. An-Nur: 23)

Dalam hadis, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menegaskan tentang ancaman menuduh zina:

“Jauhilah tujuh (dosa) yangg membinasakan!” Di antaranya adalah menuduh zina wanita baik-baik, beriman, dan lalai (dari kemaksiatan).” (HR. Bukhari Muslim)

3. Menghabiskan Waktu dalam Kebatilan

Allah melarang duduk berbareng orang-orang yangg suka membicarakan keburukan dan menebarkan fitnah. Firman-Nya:

“Maka janganlah Anda duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yangg lain. Karena sesungguhnya (kalau Anda melakukan demikian), tentulah Anda serupa dengan mereka.” (QS. An-Nisa`: 140)

4. Banyak Bertanya yangg Tidak Berguna

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Sungguh Allah tidak menyukai dari kalian tiga perkara; melakukan desas-desus, menyia-nyiakan harta, dan banyak bertanya.” (HR. Muslim)

5. Berdusta

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Hendaklah kalian selalu jujur, lantaran kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga… Jauhilah dusta, lantaran bohong itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka.” (HR. Bukhari Muslim)

6. Menjadi Saksi Palsu

Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yangg beriman, jadilah Anda orang yangg betul-betul menegakkan keadilan, menjadi saksi lantaran Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri alias ibu bapak, dan kaum kerabatmu.” (QS. An-Nisa`: 135)

Dalam tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa seorang mukmin kudu menegakkan keadilan, tanpa terpengaruh oleh hinaan orang dan tidak dipalingkan oleh kepentingan lain. (*)

Untuk mendapatkan update sigap silakan berlangganan di Google News

-->
Sumber majelistabligh.id
majelistabligh.id