Kurban, Syarat dan Hikmahnya - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Kurban, Syarat dan Hikmahnyafoto: westobserver.com

Beberapa hari lagi kita bakal memperingati hari raya umat Islam terbesar: Idul Adha 144 H. Pada hari itu kita yangg bisa diperintah oleh Allah SWT untuk berkurban satu ekor kambing per keluarga, meneladani amaliayah Nabi Ibrahim As.

Untuk itu, pada kesempatan ini saya bakal mencoba me-refresh (menyegarkan kembali) ingatan kita bakal pentingnya kita untuk mempelajari syarat-syarat dan hikmah di kembali kita berkurban.

Dalam surat Al Kautsar 1-2 Allah SWT berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

“Sesungguhnya Kami (Allah) telah memberikan kepadamu nikmat yangg banyak.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah salat lantaran Tuhanmu dan sembelihlah kurban.” (Q.S. Al Kautsar 1-2)

Ibadah kurban adalah termasuk salah satu perintah ritual ibadah yangg paling kuno. Hal ini diceritakan sendiri oleh Allah kepada rasul-Nya, dengan harapan, kisah tersebut bisa diteladani dan diamalkan oleh hamba-Nya.

Kisah awal mula kurban tersebut bisa dibaca dalam Alquran surat Al Maidah 27:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِي

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yangg sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima kurban salah seorang dari mereka (Habil) dan tidak diterima dari yangg lain (Qabil). Lalu dia (Qabil) berbicara : ‘Aku pasti bakal membunuhmu!’.

Berkata Habil : ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yangg bertakwa’.

Apakah Kurban Itu?

عَنْ أَبِى دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الأَضَاحِىُّ قَالَ « سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ». قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ ». قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنَ الصُّوفِ حَسَنَةٌ ».

Dari Abu Daud dari Zaid bin Arqam dia berkata; mereka (sahabat) bertanya : “Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu?”.

Rasulullah menjawab : “Qurban itu adalah sunahnya bapak kalian Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya : “Apa keistimewaan yangg bakal kami peroleh dengan kurban itu wahai Rasulullah?”

Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka bertanya lagi : “Kalau bulu-bulunya ya rasul?”. Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

Syarat-Syarat Berkurban:

1. Orang yangg melakukan kurban hendaklah mereka yangg berakidah Islam, orang yangg merdeka (bukan budak), sudah baligh, dan berakal sehat.

2. Hewan yangg bakal dijadikan kurban kudu hewan ternak. Meliputi onta, sapi (kerbau), kambing alias domba. (lihat : Q.S. Al-Hajj 34).

3. Hewan yangg bakal dijadikan kurban kudu memenuhi umur tertentu. Meliputi  onta berumur 5 tahun alias lebih, sapi alias kerbau telah berumur 2 tahun, dan kambing alias domba berumur lebih dari 1 tahun (Bhs Jawa: Sudah poel).

4. Hewan yangg bakal Dikurbankan kudu sempurna (tidak boleh cacat). Di dalam nash sabda disebutkan ada empat larangan lantaran cacat, yangg kudu diperhatikan:

“Hewan yangg jelas-jelas pincang kakinya, hewan yangg jelas buta sebelah matanya, hewan yangg jelas sakit dan hewan yangg kurus tak bersumsum.” (H.R. Malik)

5. Hewan tersebut betul-betul dimiliki oleh orang yangg berkurban. nan diizinkan dikurbankan atas namanya oleh hukum alias oleh orang yangg memilikinya.

6. Orang yangg berkurban kudu bisa menyediakan hewan sembelihan dengan langkah halal, tidak berutang alias tidak ada kewenangan orang lain pada kekayaan hewan kurban tersebut (maksudnya tidak tergadai).

7. Penyembelihannya dilaksanakan pada waktu yangg telah ditentukan oleh syariat. Waktu yangg dimaksud di sini adalah setelah salat Id (tanggal 13 Dzulhijah) sampai terbenamnya mentari di Hari Tasyrik terakhir (tanggal 13 Dzulhijah).

Oleh karena itu, waktu menyembelih hewan kurban ada empat hari, ialah Hari Idul Adha sesudah Salat Id dan tiga hari sesudahnya, yangg dikenal dengan ayyam Tasyriq.

Rasulullah SAW. berfirman : “Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum.”(HR. Muslim).

8. Boleh kurban patungan. Ketentuan satu ekor onta/sapi untuk tujuh orang yangg kurban. Sebagaimana hadis:

“Kami berkurban berbareng Nabi SAW di Hudaibiyah, satu onta untuk tujuh orang, satu sapi untuk tujuh orang.“ (HR. Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi)

9. Akan lebih Baik jika daging hewan kurban dibagi tiga bagian. Yakni, 1/3 bagian untuk dimakan family yangg berkurban, 1/3 bagian disedekahkan, dan 1/3 bagian lagi dihadiahkan kepada orang lain.

10. Disunahkan orang yangg beriktikad kurban untuk tidak mencukur rambut dan memotong kukunya.

Sebagaimana sabda nabi: “Jika masuk tanggal 10 Dzulhijah dan ada salah seorang di antara kalian yangg mau berkurban, maka hendaklah dia tidak bercukur alias memotong kukunya.” (HR. Muslim)

Hikmah Di Balik Ibadah Kurban 

1. Sebagai Bukti Cinta Sejati Kepada Allah

Perbuatan penyembelihan ini adalah untuk meneladani perilaku baik Nabi Ibrahim beserta keluarganya, sebagaimana firman Allah SWT.

Dalam surat Ash-Shaffat : 102-110 : “Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur sanggup) berupaya bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Wahai anakku! sesungguhnya saya memandang dalam mimpiku bahwa saya menyembelihmu, maka pikirkanlah gimana pendapatmu?”.

Ia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yangg diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah engkau bakal mendapatiku termasuk orang-orang yangg sabar”.

Tatkala keduanya telah bertawakal diri, dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (maka nyatalah kesabaran keduanya).

Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya Anda telah membenarkan mimpimu itu”. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi jawaban kepada orang-orang yangg melakukan baik.

Sesungguhnya ini betul-betul suatu ujian yangg nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yangg besar(domba).

Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yangg baik) di kalangan orang-orang yangg datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”.

Demikianlah Kami memberi jawaban kepada orang-orang yangg melakukan baik”. (QS. Ash-Shaffat : 102-110)

2. Sebagai Bukti Pernyataan Bersyukur Kepada Allah

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ

“Supaya mereka menyebut nama Allah, terhadap hewan ternak yangg telah di rezekikan Allah kepada mereka.” (QS. Al-Hajj: 34).

“Bersyukurlah Anda kepadaKu, maka niscaya Aku bakal tambah nikmat yangg telah Aku berikan, tetapi jika Anda kufur, maka ingatlah bahwa siksaKU sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7)

3. Sebagai Bukti Hamba nan Bertakwa kepada Allah

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ

“Daging-daging Onta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yangg dapat mencapainya.”
(QS. Al-Hajj : 37)
4. Sebagai Hamba nan Berhak Beribadah di Tempat Salat Rasulullah.

مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Barang siapa yangg mempunyai keluasan (harta), namun tidak juga mau berqurban, maka janganlah sekali-kali mendekati tempat salat kami.” (HR. Ahmad)

5. Sebagai Hamba Allah nan Dosa-dosanya Akan Diampuni.

Rasulullah SAW. berfirman : ”Wahai Fatimah! berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya Anda diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yangg Anda lakukan.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)

6. Sebagai Hamba Allah nan Berhak Memperoleh Pahala nan Sangat Besar.

Rasulullah SAW bersabda: “Pada tiap-tiap lembar bulunya itu, kita memperoleh satu kebaikan” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

7. Kelak Hewan Qurban Itu Akan Bersaksi.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya dia (hewan kurban itu) bakal datang pada hari hariakhir kelak dengan tanduk, kuku, dan bulu-bulunya dan sesungguhnya, darah hewan qurban bakal jatuh pada sebuah tempat di dekat Allah, sebelum darah mengalir menyentuh tanah, maka berbahagialah jiwa dengannya.” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim)

Wallahu Ta’ala A’lam. (*)

*Bambang Eddy Irawan, personil Majelis Tabligh PDM Kota Malang

-->
Sumber majelistabligh.id
majelistabligh.id