Konsep Islam Adwamuha Wa In Qalla dan Kaizen
Oleh : Akhmad Faozan (Kepala SD Muhammadiyah Jepara)
PWMJATENG.COM – Konsep Islam dalam mengembangkan diri dan memotivasi diri sangat jelas pola dan rumus untuk menjaga spirit berpribadi yangg baik. Penanaman kebaikan hingga menjadi budaya baik tertanam dalam diri. Konsep ini sangat jelas terdapat dalam banyak ayat dan hadits yangg jika dikorelasikan sangat lekat dengan konsep fastabiqul khairat, hingga muncul ahsanu ‘amala. Demikian juga, orang beragama yangg dikecualikan dalam Qs al ‘ashr yangg kudu beriringan dengan ‘amal shalih. Disebutkan bahwa kerugian bakal dirasakan setiap insan, sehingga muncul langkah meminimalisir dari kerugian.
Inilah yangg kemudian memunculkan ikhtiar membangun spiritualitas dalam amal. Dibalik itu ada kalimat keberlangsungan dan keberlanjutan (istimrar) terus menerus menjaga ibadah dengan mengesampingkan kejenuhan. Spiritualitas itu muncul dari dalam jiwa (qalbun).
Amalan yangg dicintai oleh Allah adalah ibadah yangg kontinu, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yangg paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah ibadah yangg kontinu walaupun jumlahnya sedikit.” (HR. Bukhari, no. 6465; Muslim, no. 783; dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Baca juga, BREAKING! Muhammadiyah Terjunkan Tim SAR Medis untuk Tembus Wilayah Terisolir Longsor Petungkriyono
Begitu banyak manusia yangg terjerembab dalam ibadah rutin dan membosankan pada dirinya, hingga sampai titik kejenuhan, kemudian menjadi klimak dan puncak. Akhirnya berhujung dengan tragis.
Nah, lampau apa itu Kaizen, dapatkah dihubungkan dengan konsep islam di atas? Kaizen is a Japanese word that can be translated to mean “improvement” or “change for the better. Dalam istilah lain on-going or continuous improvement” Maksud dari Kaizen filosofi Jepang adalah perubahan walaupun mini tetapi terus menerus, berkelanjutan, dan menjadi budaya.
Jepang dengan kultur maju, dengan disiplin kerjanya yangg tinggi salah satunya spirit Kaizen yangg diterapkan menghasilkan sistem kerja dengan proses yangg berbobot sehingga dapat mendapatkan hasil dengan nilai jumlah dan kualitas. Hal ini dapat dilihat dari budaya mereka, perusahaan milik Jepang yangg ada disekitar kita, dapat dilihat dan dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Maka bakal kita temukan perbedaan dari hasilnya.
Dari kedua filosofi dan sistem yangg terbangun dari dua budaya itu, semestinya Islam sudah sejak 15 abad yangg lampau sudah menerapkan sistem ini dan menghasilkan insan berkualitas, sejak era nabi, para sahabat termasuk para salafus shalih. Hingga jika kita bisa menyerap kisah inspiratif dari tokoh-tokoh para pendahulu di negeri Indonesia.
Seperti KH. Ahmad Dahlan dengan para santrinya yangg dengan gagasan-gagasannya menghasilkan AUM yangg semakin memberikan nilai maslahat dan manfaat. Bagaimana dengan AUM pendidikan Kita? sudahkah dengan mempola seperti konsep konsisten walaupun hanya sedikit (Adwamuha Wa In qalla) sebagaimana filosofi Kaizen? Marilah bersama-sama kita mempraktikkannya dalam AUM Pendidikan kita. Yakini dan jalani serta action dengan totalitas, insyaallah bakal sukses.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 22