Agama itu nasehat. Demikian bunyi suatu hadis. Kehadiran Nabi yangg diutus oleh Tuhan adalah untuk menyampaikan nasehat-nasehat kepada umat-Nya. Kehadiran kedua sumber aliran kepercayaan juga banyak mengandung nasehat-nasehat. Dan Nabi membujuk kepada para sahabatnya untuk menyampaikan ajaran-ajarannya kepada sahabat-sahabat yangg lain alias kepada umatnya lewat sabda “sampaikanlah dariku sekalipun satu ayat”. Penegasan Nabi ini mengisyaratkan bahwa sungguh pentingnya pesan-pesan kebaikan sekalipun pesan itu sangat singkat.
Dalam pengetahuan komunikasi, setidaknya ada tiga perihal yangg banget penting terkait dengan pesan komunikasi, ialah komunikan alias subyek komunikasi, materi komunikasi, dan obyek komunikasi. Peran sentral dalam suatu komunikasi adalah komunikan alias orang yangg menyampaikan komunikasi. Keberhasilan suatu komunikasi sangat banyak ditentukan oleh peran dari komunikan. Sebagus apapun materi komunkasi tanpa disertai dengan komunikan yangg hebat, maka proses komunikasi bakal kandas mencapai tujuan. Begitupun dalam pendidikan, keberhasilan suatu proses pendidikan alias pembelajaran sangat banyak ditentukan oleh peran pembimbing yangg hebat.
Gaya Komunikasi Dakwah Prof Nasaruddin Umar
Salah satu tokoh yangg punya style komunikasi yangg bagus dari sekian banyak tokoh adalah Prof Nasaruddin Umar. Gaya komunikasi Prof Nasar punya karakter unik tersendiri, penyampaian pesan-pesan alias nasehat-nasehatnya begitu lembut dan punya makna yangg dalam. Dalam setiap kalimat yangg disampaikannya selalu terkandung pesan moral yangg dalam.
Kelembutan pesan yangg disampaikan juga ditopang dengan materi yangg menarik dan dibalut dengan bahasa yangg mudah dicerna dan memuaskan obyek komunikasi. Pesan-pesan Prof Nasar, bukan hanya cocok dikonsumsi oleh kalangan intelektual, para akademisi, tokoh-tokoh dari beragam latar belakang, tapi juga mudah dikonsumsi kalangan arus bawah alias kalangan awam.
Terkait dengan obyek komunikasi alias dalam bahasa dakwahnya obyek dakwah, Prof Nasar betul-betul menerapkan norma dakwah ialah shalihun likulli zamanin wa makanin, bahwa betul-betul menerapkan dalam menyampaikan komunikasi dengan memperhatikan kondisi era dan tempat dalam menyampaikan pesan. Antara teori dan praktek dalam bumi dakwah betul-betul diterapkan, sehingga dengan mudah konnek antara komunikan dan obyek komunikan.
***
Kalau kita merujuk ke dakwah alias pesan-pesan Nabi dalam menyampaikan dakwahnya, Nabi punya kelebihan mengenai dengan bahasa yangg digunakan, Nabi punya komunikasi yangg singkat, padat dan syarat makna. Dan yangg lebih krusial dari itu adalah integritas kepribadian yangg dimiliki oleh Nabi, alias dalam bahasa agamanya punya keteladanan yangg mumpuni, integritas moral yangg kuat.
Komunikasi yangg jitu ditopang dengan integritas moral alias adab yangg prima itu bakal mudah diterima oleh obyek komunikasi. Keberhasilan dakwah Nabi itu lantaran aliran yangg dia bawa adalah aliran yangg mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan dibaking dengan adab kepribadian yangg kuat.
Kekuatan komunikasi yangg dimiliki Prof Nasar itu menjadi modal yangg sangat krusial dalam menjalani beragam kegiatan, baik sebagai Imam besar mesjid Istiqlal dan beragam organisasi yangg dipimpinnya, lebih-lebih sebagai Menteri Agama, dengan mudah bisa menyampaikan pesan-pesan kepada umat alias organisasi yangg dipimpinnya. Sebagai seorang figur sentral dan tokoh umat, adalah suatu keniscayaan dengan beragam akomodasi khususnya dalam mengkomunikasikan pesan-pesan kepercayaan secara baik dengan bahasa yangg mudah dipahami oleh umat.
Integritas Moral
Di samping kekuatan komunikasi dakwah, yangg menjadi daya tarik dari Prof Nasar adalah tokoh yangg punya integritas moral dan patut untuk menjadi teladan. Banyak perihal yangg patut diteladani dalam diri Prof Nasar, di samping punya penampilan yangg cukup sederhana sebagai seorang ulama, beliau punya sikap tawadhu yangg tinggi.
Kemarin di forum obrolan yangg diadakan oleh Metro TV yangg mengupas tentang Isra Mi’raj, tampil berbareng dengan Prof Quraish Shihab dan Habib Husein Ja’far Al Hadar, begitu Prof Nasar mendapat pertanyaan dari presenter, beliau pilah-pilah yangg bakal dijawab. Ada pertanyaan yangg sengaja tidak dijawab lantaran disitu ada gurunya, Prof Quraish Shihab, dan jawaban pertanyaan itu diserahkan kepada Prof Quraish Shihab lantaran dia lebih mengetahui tentang persoalan tersebut, sekaligus lantaran dia adalah gurunya. Begitulah ketawadhuan yangg dimiliki seorang Prof Nasar.
Model ustadz ke depan adalah ulama yang punya wawasan keilmuan yangg luas, bukan hanya pengetahuan keagamaan dengan beragam perangkatnya yangg kudu dikuasai, tetapi ilmu-ilmu yangg lain. Punya wawasan keindonesiaan dan kemodernan sebagai keniscayaan dalam membangun Indonesia ke depan untuk merubah indonesia yangg lebih baik.
***
Seorang ustadz alias tokoh bangsa kudu tampil sebagai agen of change dan pemasok integritas. Keduanya kudu dimiliki seseorang, khususnya tokoh yangg menjadi panutan alias figur sentral dalam suatu negara, bangsa, wilayah alias satu lembaga yangg dipimpinnya.
Pesan yangg disampaikan Prof Nasar ketika menyampaikan pidato di HAB Kemenag kemarin bahwa untuk bisa merubah kementerian kepercayaan menjadi lembaga yangg berwibawa, para pejabat kemenag mulai dari menteri sampai ke bawah, kudu tampil sebagai agen of change dan agen integrity, itulah dua perihal yang menjadikan suatu lembaga bisa berubah dan berwibawa. Untuk menjadi agen of change, haruslah terlebih dulu melakukan agen integrity dalam diri seseorang.
Dan ini sangat sejalan dengan salah satu firman Tuhan dalam Al-Qur’an bahwa “Allah tidak bakal merubah nasib sesuatu kaum alias masyarakat, sebelum mereka merubah apa yangg ada dalam dirinya”. Perubahan perseorangan adalah jalan untuk merubah suatu masyarakat. Inilah yangg dimaksud agen integrity oleh Prof Nasar.