KHGT: Cermin Pencerahan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

 Tribunnews

Sc: Tribunnews

Mulai 1 Muharam 1446 H, bertepatan dengan 7 Juli 2024, ada perihal baru bagi Muhammadiyah lantaran Muhammadiyah mulai menerapkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), ialah almanak Hijriah umat Islam yangg berpendirian satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Maksudnya satu hari satu tanggal adalah bahwa momentumnya tidak kudu sama, ialah tetap mengikuti perjalanan mentari dari timur ke barat. Misalnya tanggal 1 Muharram jatuh pada hari Ahad, maka wilayah sebelah timur bakal lebih dulu masuk di tanggal tersebut baru kemudian bergerak ke barat.

Perubahan almanak ini juga menandai rekonstruksi Wujudul Hilal yangg digunakan oleh Muhammadiyah sebelumnya, dan selanjutnya beranjak pada sistem KHGT. Wujudul bulansabit yangg biasanya dipakai oleh Muhammadiyah merupakan almanak lokal. Hisabnya hisab asasi dengan menghitung bulan sebenar-benarnya tetapi bertindak lokal.

KHGT telah dikaji lebih dari satu dasawarsa dalam beragam forum di Muhammadiyah. Mulai dari Halaqah Ahli Hisab dan Fikih, seminar, obrolan publik, hingga obrolan internal. Adapun KHGT diperlukan terutama untuk menyatukan jatuhnya hari-hari ibadah umat Islam, terutama yangg lintas kawasan.

Selama ini, penyelenggaraan satu ibadah saja, seperti puasa Arafah, di satu tempat seringkali jatuh tidak berbarengan dengan tempat lainnya. Supaya perdebatan waktu penyelenggaraan ibadah secara dunia tidak terulang terus, maka diperlukan penyamaan kalender. Perbedaan dalam memulai ibadah puasa dan hari raya yangg disebabkan oleh metode penentuan awal bulan yangg berkarakter lokal tetap menjadi perhatian utama.

Sejak tahun 1932 sampai sekarang pada tahun 2024, Muhammadiyah telah dikenal sebagai penganut ajaran Hisab Hakiki Wujudul Hilal dalam menyusun almanak Hijriah. Metode ini tetap berkarakter lokal dan terbatas pada wilayah Indonesia. Diawali pada tahun 2007 yangg menjadi titik awal perubahan besar, Muhammadiyah menyelenggarakan simposium internasional berjudul “The Effort Toward Unifying the Islamic International Calendar”. Simposium ini menjadi fondasi bagi keputusan-keputusan krusial dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar pada tahun 2015, kemudian diperkuat lagi pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo tahun 2022, yangg mengamanatkan upaya penyatuan almanak Hijriah di tingkat internasional.

KHGT ini menggunakan Kriteria Turki 2016 hasil Muktamar Kalender Islam Global yangg menggunakan konsep almanak dengan prinsip satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia. Pemilihan Kriteria Turki 2016 oleh Muhammadiyah lantaran dipandang ideal untuk mewujudkan almanak Islam yangg dapat menyatukan umat. Keputusan penyatuan almanak Hijriyah secara international pada hakekatnya menggarisbawahi konsep ummatan wahidatan, yangg berfaedah umat Islam adalah satu kesatuan, sebagaimana diamanatkan dalam al-Quran. Meskipun umat Islam tersebar di beragam negara dengan beragam mengerti keagamaan, organisasi, dan budaya.

Baca Juga: Ijtihad Kalender Islam Global Muhammadiyah 

Pemberlakuan KHGT sebagaimana almanak Masehi, misal Muharram 30 hari maka Safar 29 hari, dan seterusnya. Di sisi lain, almanak hisab asasi dilihat dari ketercakupannya alias luas berlakunya, ada yangg berkarakter lokal, area global, dan dunia tunggal. Lokal bertindak untuk satu tempat alias negara tertentu, area tertentu, alias apalagi untuk satu organisasi tertentu. Contohnya adalah Kalender Naqsabandiyah di Padang Pariaman, Kalender An-Nadzir di Gowa, dan sebagainya.

KHGT mencerminkan semangat keterbukaan, kebersamaan, dan pencerahan peradaban agar Islam betul-betul menjadi rahmat bagi alam semesta. Prinsip utama dari KHGT adalah kesatuan matlak dengan syarat imkan rukyat, ialah ketinggian bulansabit minimal 5 derajat dan perspektif elongasi minimal 8 derajat di bagian bumi mana pun.

Dalam Risalah Islam Berkemajuan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48 tahun 2022 menyatakan bahwa di antara peran internasional yangg dijalankan Muhammadiyah adalah melakukan perbaikan sistem waktu Islam secara internasional melalui upaya pemberlakuan almanak Islam dunia unifikatif dalam rangka menyatukan jatuhnya hari-hari ibadah Islam, terutama yangg waktu pelaksanannya mengenai lintas kawasan.

Begitu pentingnya penyatuan hari-hari ibadah umat Islam, maka Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, menyerukan agar umat Islam seluruh bumi ‘hijrah’ alias beranjak ke Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Seruan ini diucapkan Haedar lantaran selama ini selalu ada perbedaan ketika umat Islam menentukan almanak Hijriah.

Sementara almanak Masehi sudah sejak lama menjadi rujukan umat manusia di dunia. Di sisi lain, almanak Hijriah yangg semestinya diinisiasi umat Islam belum berkarakter tunggal. Perlu ada ijtihad dan penafsiran baru atas sabda Nabi soal penentuan bulan baru agar tidak terjebak pada status quo pemahaman keagamaan yangg normatif. (Shoimah. Ks)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id