TAJDID.ID~Semarang || Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Tengah memberikan tanggapan mengenai bergabungnya Abdul Musyawir Yahya dan Baikuni, dua mantan pemimpin organisasi mahasiswa, ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dalam wawancara eksklusif, Ketua IMM Jateng mengucapkan selamat dan memberikan pandangan yangg seimbang mengenai langkah tersebut.
Ketua IMM Jateng, Untung Prasetyo Ilham mengucapkan selamat kepada Abdul Musyawir Yahya dan Baikuni atas keputusan mereka melanjutkan perjuangan di bumi politik melalui PSI.
“Tentu selamat melanjutkan jalan juang untuk Mas Abdul Musyawir dan Mas Alsa yangg memilih PSI sebagai kendaraan perjuangan ke bumi politik setelah ber-IMM. Semoga dapat menjadi secercah angan dan memberi warna perubahan di tengah suramnya politik bangsa kita ini,” ujarnya.
Menanggapi langkah ini, Untung menilai perihal ini sebagai sesuatu yangg biasa dan patut didukung.
“Biasa saja dan perihal ini tentu patut kita dukung. Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kan memang tersebar di beragam partai politik yangg ada, jangankan mantan ketua umum, yangg tidak ketua umum juga banyak. Kanda Saleh Partaonan Daulay ada di PAN dan duduk di Senayan hari ini, Mas Rofiq jika tidak salah ada di Perindo, Cak Nanto hari ini berjuang di PDI Perjuangan, Beni Pramula jadi ketua umum Partai Pelita, Mas Ali Muthorin tahun lampau berasosiasi di PSI dan banyak yangg lainnya. Jadi masuknya Mas Abdul dan Mas Alsa ke partai politik jadi perihal biasa dan tentu sebagai kader IMM kudu kita dukung,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah IMM hari ini berafiliasi dengan PSI, mengingat kehadiran Ketua Umum IMM aktif turut mengantar dua alumni IMM berasosiasi ke PSI tersebut dianggap oleh banyak orang sebagai corak hubungan antara PSI dan IMM , Ketua IMM Jateng menegaskan bahwa secara kelembagaan, IMM tidak berafiliasi dengan partai politik manapun sesuai dengan AD/ART organisasi.
“Sejalan dengan AD/ART IMM tentu secara tegas IMM secara kelembagaan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun, ya. Berdasarkan Deklarasi Setengah Abad, IMM independen terhadap politik praktis,” tegasnya.
Berkait dengan tindakan-tindakan yangg dilakukan termasuk dengan penggunaan atribut organisasi dalam proses tersebut, menurut Untung, tentu berseberangan dengan semangat perjuangan kader-kader ikatan di akar rumput dan menjadi catatan bagi DPP IMM yangg baru dilantik.
“Saya percaya tindakan tersebut tidak hanya melukai emosi kader, tetapi juga memberikan gambaran jelek bagi ikatan. Belum lagi membikin kegaduhan di tubuh ikatan” ucapnya.
Menanggapi respon dari Ketua DPP IMM di laman IG pribadinya lantaran banyaknya komentar mengenai tindakan tersebut, dimana menyampaikan bahwa itu adalah amanah dari hasil Tanwir di Kalsel yangg mana IMM kudu mendukung diaspora kader dalam bumi politik.
“Mengenai penggunaan atribut IMM dalam arakan-arakan tersebut, jangan sampai kliru menerjemahkan hasil tanwir” kata Untung.
“Memaknai hasil Tanwir mengenai support penuh diaspora kader dalam ranah politik saya kira tidak bisa diterjemahkan sependek itu. Kita tentu tidak lupa gimana politik Muhammadiyah adalah high politic yangg berkompas pada moral dan etika, luhur dan adiluhung. Begitu pula IMM semestinya dalam bergumul dalam bumi politik bangsa dan negara ini juga bekiblat pada krangka besar pemikiran dan langkah pandang politik Muhammadiyah, yangg tentu tidak lupa bahwa IMM juga sebagai bagian dari social control bagi penguasa. Begitu ya?” pungkasnya. (*)
Penulis: Iman Nurhayanto