Kerjakan Tugas-Tugas Negara, Muhammadiyah Organisasi yang “Gila” - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur M. Khoirul Abduh. (Aan Hariyanto/KLIKMU.CO)

Malang, KLIKMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur M. Khoirul Abduh menyatakan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi nan penuh dengan “kegilaan”. Pasalnya, banyak tugas dan tanggung jawab negara nan dikerjakan oleh organisasi berlogo mentari tersebut.

“Ini kan Persyarikatan Muhammadiyah kemlete namanya. Masak Muhammadiyah mengerjakan tugas-tugas negara,” ujarnya dalam Rapat Kerja Bersama Majelis-Lembaga PWM Jatim di Aula Taman Sekaling Kabupaten Malang, Senin (20/3).

Raker berbareng ini diikuti oleh personalia Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS), Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP), dan Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thoyibah PWM Jatim. Majelis-Lembaga tersebut berada di bawah naungan Wakil Ketua PWM Jatim M. Khoirul Abduh dan Nazaruddin Malik.

Pria asal Jombang itu lampau menjelaskan, salah satu di antara tugas negara nan hingga sekarang dikerjakan oleh Muhammadiyah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendirian lembaga pendidikan. Muhammadiyah telah mendirikan ribuan lembaga pendidikan mulai dari tingkat PAUD/ TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Organisasi nan didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini juga aktif memberdayakan dan menyejahterahkan kehidupan anak bangsa melalui pendirian panti didikan Muhammadiyah. Padahal itu adalah tugas negara sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Dasar.

“Muhammadiyah mempunyai 140 panti didikan di seluruh Jatim. Ini kan sesuatu nan luar biasa. Muhammadiyah mengambil peran dan menjalankan tugas nan semestinya dilakukan oleh negara,” paparnya.

Abduh melanjutkan, Persyarikatan Muhammadiyah juga terlibat aktif dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Muhammadiyah membantu negara senilai Rp 1 triliun. Selain itu, Muhammadiyah Jatim juga membangun kediaman sementara untuk penyintas erupsi Gunung Semeru, penyintas gempa NTB, Sulawesi Tengah, dan lainnya.

“Tapi hebatnya adalah negara tidak pernah memperhatikan jasa besar Muhammadiyah. Hal itu tampak salah satunya dari postur anggaran nan dikasih oleh pemerintah provinsi ke PWM Jatim. Satu tahun hanya dikasih 1,4 miliar,” sindir Abduh.

Meski mendapatkan porsi anggaran nan tidak proporsional dari pemerintah provinsi, Abduh mengaku tetap berterima kasih lantaran para aktivis Persyarikatan tetap mau berkhidmat dan mau berjuang untuk memajukan umat dan bangsa.

“Memang, kelemahan utama Muhammadiyah adalah tidak bisa ‘menghargai ‘ para pejuangnya. Dan, mungkin itulah nan menjadikan Muhammadiyah kuat. Padahal kita ke sini itu untuk mikir Muhammadiyah. Juga untuk memikirkan kehidupan banyak orang di luar Muhammadiyah,” ujarnya.

“Ketika orang sibuk dengan aktivitas materialistisnya, kita datang untuk raker. Menurut saya, itu sesuatu luar biasa. Kenapa saya sebut ini kegilaan! Kalau bukan pejuang, tidak mungkin bakal datang ke sini,” pungkasnya. (Aan Hariyanto/AS)

-->
Sumber Klikmu.co
Klikmu.co