*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Sesungguhnya tugas dakwah para nabi dan rasul sama ialah untuk membujuk manusia hanya menyembah Allah SWT dan tidak dengan yangg lainnya yangg disebut thogut.
Penyelewengan aqidah ummat dan kepercayaan manusia itu adalah hasil ulah setan dan karya sesat dari orang orang yangg tidak bertanggung jawab dan tidak didasarkan pada firman Allah SWT.
Namun seorang muslim kudu tetap terjaga hidayah dan ketaatan dengan selalu berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al hadits, terus menerus belajar dengan memahaminya dan benar.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ ثَا لِثُ ثَلٰثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّاۤ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ ۗ وَاِ نْ لَّمْ يَنْتَهُوْا عَمَّا يَقُوْلُوْنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَا بٌ اَ لِيْمٌ
“Sungguh, telah kafir orang-orang yangg mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yangg tiga, padahal tidak ada Tuhan (yang berkuasa disembah) selain Tuhan nan Esa. Jika mereka tidak berakhir dari apa yangg mereka katakan, pasti orang-orang yangg kafir di antara mereka bakal ditimpa balasan yangg pedih.”
اَفَلَا يَتُوْبُوْنَ اِلَى اللّٰهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَهٗ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon pembebasan kepada-Nya? Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 74)
Ada beberapa penyelewengan aqidah yangg dilakukan oleh orang orang Yahudi dan Nasrani dalam masalah kepercayaan tentang kenabian Nabi Isa AS yangg telah diabadikan dalam Alquran.
Namun Al-Qur’an meluruskan sejarah dengan dalil dalil Naqli agar pikiran manusia terbuka dan terjaga sampai hari qiyamat dengan aqidah yangg benar.
1. Ketuhanan yangg diselewengkan
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ وَقَا لَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗ اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِا للّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَـنَّةَ وَمَأْوٰٮهُ النَّا رُ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَا رٍ
“Sungguh, telah kafir orang-orang yangg berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya peralatan siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya adalah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang kejam itu.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 72)
2. Nabi Isa AS tidak meninggal di tiang salib
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِ ۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰـكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗ وَاِ نَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَـفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗ مَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَا عَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ
“dan (Kami norma juga) lantaran ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah.” Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yangg diserupakan dengan ‘Isa. Sesungguhnya mereka yangg berbeda pendapat tentang (pembunuhan) ‘Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yangg dibunuh itu. Mereka betul-betul tidak tahu (siapa sebenarnya yangg dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak percaya telah membunuhnya,”
بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
“Tetapi Allah telah mengangkat ‘Isa ke hadirat-Nya. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 157- 158)
3. Dialog antara Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan Nabi Isa AS
وَاِ ذْ قَا لَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَاَنْتَ قُلْتَ لِلنَّا سِ اتَّخِذُوْنِيْ وَاُ مِّيَ اِلٰهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قَا لَ سُبْحٰنَكَ مَا يَكُوْنُ لِيْۤ اَنْ اَقُوْلَ مَا لَـيْسَ لِيْ بِحَقٍّ ۗ اِنْ كُنْتُ قُلْتُهٗ فَقَدْ عَلِمْتَهٗ ۗ تَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ وَلَاۤ اَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِكَ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ عَلَّا مُ الْغُيُوْبِ
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai ‘Isa putra Maryam! Engkaukah yangg mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah saya dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah?” (‘Isa) menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yangg bukan hakku. Jika saya pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yangg ada pada diriku dan saya tidak mengetahui apa yangg ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah nan Maha Mengetahui segala yangg gaib.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 116)
4. Keyakinan tentang Nabi Isa AS adalah hanya seorang Rasul
لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ مِنَ اللّٰهِ شَيْئًـــا اِنْ اَرَا دَ اَنْ يُّهْلِكَ الْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَاُ مَّهٗ وَمَنْ فِى الْاَ رْضِ جَمِيْعًا ۗ وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Sungguh, telah kafir orang yangg berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yangg dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yangg berada di bumi?” Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yangg ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yangg Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 17)