Kemajuan Ala Barat; Umat Islam Memang Harus Menulis Sejarah Peradabannya Sendiri - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 hari yang lalu

Kemajuan Ala Barat; Umat Islam Memang Harus Menulis Sejarah Peradabannya Sendiri (Belajar dari Buku Gerakan Islam Berkemajuan Karya Prof Haedar Nashir (III))

Oleh : Arif Jamali Muis, M.Pd. (Sekretaris PWM DIY, Wakil Ketua BP Lazismu PP Muhammadiyah, & Staff Khusus Menteri Pendidikan, Dasar, dan Menengah RI)

PWMJATENG.COM – Secara umum bumi sekarang ini dominan dipengaruhi buahpikiran kemajuan barat pasca renesains, yangg melekat pada ideologi yangg bertumpu pada pemikiran humanisme, liberalisme, sekularisme, antroposenstrisme dan saintisme. Perwujudan dari buahpikiran kemajuan barat ditandai oleh revolusi pengetahuan pengetahuan dan teknologi yangg netral nilai, demokrasi, kewenangan asasi manusia, dan pluralisme yangg dikenal dengan multikulturalisme. Menurut Kuntowijoyo (1991) beradaban modern barat lebih menekankan pada antroposintrisme (paham serba berorientasi pada manusia) yangg menegasikan teosentrisme (paham serba Tuhan). Masih menurut pak Kunto peradaban Barat bergerak dari kutub ekstrim yangg satu ialah teosentrisme di abad tengah dengan pengaruh kuat Gereja menuju kutub ekstrem yangg lain ialah antroposentrisme.

Kebudayaan dan peradaban ekstrem seperti ini tidak dapat diberlakukan universal, terutama bagi masyarakat dan bangsa yangg menjunjung tinggi kepercayaan yangg memerlukan kebudayaan dan peradaban profetik.

Baca juga, enggunaan Istilah “Islam Berkemajuan”

Kemajuan barat selalu dikaitkan dengan akar peradaban Yunani. Para penulis barat pada umumnya ketika membahas sejarah kemajuan peradaban selalu melewati era kemajuan peradaban Islam. Inilah yangg dikritik oleh penulis sejarah Islam, Ansary (2010) yangg menegaskan sejarah Islam bukanlah sejarah “pendek” dari lintasan peradaban bumi sebagaimana pada umumnya narasi para penulis Barat yangg lebih menggambarkan kuatnya peradaban Yunani, Romawi, dan Barat Modern. Pada saat yangg sama pengaruh peradaban Islam itu mempengaruhi peradaban Barat modern, sehingga nama Ibn Rusyd dikenal sebagai Averroes dan Ibnu Sina disebut sebagai Avicenna, teori sosiologi empirik Ibnu Kaldun jauh melampaui teori fisika sosial dan positivisme August Comte yangg sering disebut Bapak Sosiologi, yangg sejatinya merupakan bukti pengakuan diam-diam bakal kemajuan Islam pra peradaban barat modern kontemporer.

Umat Islam memang kudu menulis sejarah peradabannya sendiri secara objektif mengikuti logika iqra dan ulul albab yangg diajarkan Islam dan ditelandankan Nabi Muhammad Saw. sebagai rasul peletak kemajuan perdaban Rahmatan lil-‘Alamin di pentas sejarah dunia. Wallahu’alam Bishawab.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Jumlah Pengunjung : 12

-->
Sumber pwmjateng.com
pwmjateng.com