MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALAYSIA – Sepulang dari kunjungannya ke Muhammadiyah di Indonesia, Dato’ Arif Perkasa Dr. Mohd Asri Zainul Abidin atau Dr. Maza, Mufti Negeri Perlis Malaysia menyampaikan kekagumannya ketika tausiyah di hadapan jamaahnya di Perlis, Malaysia.
Menurutnya rakyat Perlis patut bangga bisa menjalin hubungan baik dengan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam nan mempunyai jumlah pengikut lebih banyak dari masyarakat Malaysia, dan juga mempunyai pelayanan dalam corak Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di beragam bidang, termasuk kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
Dikutip akun laman media sosialnya, Dr. Maza menceritakan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam di Indonesia nan berkemajuan. Bukan hanya di Indonesia, Muhammadiyah juga berkembang di beberapa negara. Bahkan di Malaysia, Muhammadiyah telah mempunyai Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) nan berada di Perlis.
Menjelaskan tentang berdirinya Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan, Dr. Maza menyebut sang pendiri merupakan sosok ustadz nan mempunyai misi kemajuan. Meski dakwah Kiai Dahlan di kampungnya dihalangi, tetapi tidak patah arang dan terbukti sekarang, dengan pandangan maju tersebut membawa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam nan Berkemajuan.
“Membawa Islam nan Berkamjuan, Islam nan maju ke hadapan.” Ucapnya dalam video nan diarilis pada, Jumat (10/3) melalui kanal media sosial pribadinya.
Dr. Maza juga menyinggung sedikit tentang tuduhan-tuduhan nan dialamatkan kepada Muhammadiyah. Sampai-sampai rencan Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi di Johor, Malaysia ditolak lantaran Muhammadiyah dianggap sebagai bagian dari Wahabi. Dalam forum ini, Dr. Maza mengatakan Muhammadiyah jauh dari tuduhan itu.
Dia mengaku ceria lantaran kunjungannya ke Muhammadiyah diterima dengan hangat, dia berahrap hubungan antara Perlis, Malaysia dengan Muhammadiyah bakal tetap baik dan tumbuh menjadi hubungan untuk mengembangkan Agama Islam. Termasuk dengan rencana dimulainya kuliah perdana di UMUM pada Bulan Juli.
“Rakyat Perlis juga patut berbesar hati juga, meski rakyat Perlis tidak besar tapi dapat berinteraksi dengan satu organisasi nan pengikutnya lebih besar dari rakyat Malaysia.” Imbuhnya.
Semangat pembaruan alias tajdid menurutnya perlu untuk dilakukan, bukan hanya oleh Muhammadiyah, tetapi juga di masyarakat dan organisasi keislaman di Perlis. Dr. Maza menegaskan, bahwa semuanya juga memerlukan tajdid, bukan hanya secara kelembagaan, tetapi juga secara individual juga diperlukan.
Hits: 0