AS, mu4.co.id – Kebakaran dahsyat didorong oleh angin kencang dan kondisi yangg kering telah terjadi di Los Angeles, AS, sejak Selasa (7/1) waktu setempat. Peristiwa ini menghanguskan setidaknya ribuan gedung dan menewaskan 10 korban jiwa.
Kebakaran yangg dimulai dari wilayah Pacific Palisades ini kemudian merambat akibat angin kencang dan cuaca kering hingga memicu kebakaran yangg meluas di Los Angeles, AS. Hingga kini, kebakaran tersebut telah menghanguskan area seluas 100 km persegi, setara dengan seperenam wilayah Jakarta.
“Perubahan iklim, termasuk meningkatnya suhu panas, tandus panjang, dan atmosfer yangg gersang, telah menjadi pendorong utama meningkatnya akibat dan luasnya kebakaran rimba di Amerika Serikat bagian barat,” ujar Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional, dikutip dari BBC News, Sabtu (11/1).
Baca Juga: Rayakan Kehancuran Massal, Tentara Israel Sebut Tak Ada Lagi RS Indonesia di Gaza
Lima kebakaran yangg terus meluas di wilayah Los Angeles, antara lain:
- Kebakaran Palisades: Kebakaran terbesar terjadi antara Santa Monica dan Malibu. Area yangg terbakar: lebih dari 17.000 hektare. Setidaknya 30.000 orang dievakuasi.
- Kebakaran Eaton: Kebakaran terbesar kedua yangg terjadi di utara Pasadena. Area yangg terbakar: lebih dari 10.000 hektare. Setidaknya lima kematian dilaporkan.
- Kebakaran Hurst: Dilaporkan di utara San Fernando. Area yangg terbakar: 850 hektare.
- Kebakaran Lidia: Dilaporkan terjadi di perbukitan utara Los Angeles. Area yangg terbakar: 350 hektare.
- Kebakaran Sunset: Dilaporkan terjadi di area berhistoris Hollywood Hills dekat banyak landmark terkenal. Luas lahan yangg terbakar: 50 hektare.
Adapun dua kebakaran yangg telah sukses dipadamkam, yaitu:
- Kebakaran Woodley: Kebakaran mini dilaporkan terjadi di taman setempat. Luas lahan yangg terbakar: 30 hektare.
- Kebakaran Olivas: Kebakaran mini pertama kali dilaporkan di wilayah Ventura sekitar 80 km timur Los Angeles. Luas terbakar: 11 hektare.
Sheriff Wilayah Los Angeles mengungkap kebakaran Palisades, Eaton, Hurst dan Lidia telah mendorong pemindahan nyaris 180.000 penduduk, dan 200.000 masyarakat lainnya berada di bawah perintah evakuasi.
Accu Weather memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi mencapai US$135 miliar hingga US$150 miliar alias sekitar Rp2.430 triliun, yangg menandakan pemulihan yangg susah dan peningkatan biaya asuransi rumah.
(Sindonews, BBC, VOA)