SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Menjelang sepuluh hari terakhir di bulan suci Ramadhan 1444 H, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menggelar Kajian Ramadhan Ceria.
Mengusung tema “Ramadhan Momentum Penguatan Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) Dalam Kehidupan Fakultas” kajian tersebut dilaksanakan di Gedung At-Tauhid Tower lantai 13 Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu (12/4/2023).
Kegiatan tersebut lebih semarak dengan adanya launching lagu mars Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya, lomba Ta’ahadul Qur’an, lomba paduan suara, nonton bareng, serta turut dimeriahkan oleh Ormawa FIK UM Surabaya.
Dalam rilis paparan materinya, Ahad (16/4/2023), Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur Dra. Hj. Rukmini Amar, M.AP. menyampaikan Penguatan Akhlaqul Karimah Insan Kesehatan melalui pendekatan habit. Dimana sehat tersebut meliputi jasmani, rohani, sosial, dan spiritual.
“Agama Islam panduannya Al-Qur’an, didalam bumi kesehatan surat An-Nahl wajib untuk kita fahami dari mulai lahir rekomendasi Rasulullah mengoleskan madu di lidah bayi, jika madu tidak ada bisa diganti dengan kurma agar bayi tersebut kuat”, tuturnya.
Masih Rukmini, misalnya pada bulan Ramadhan di Rumah Sakit banyak yangg sakit lambung, setelah dianalisa lantaran banyak memikirkan lebaran untuk membeli baju, orang sakit itu lantaran pola pikir, pola makan, pola laku, pola lingkungan, yangg dikehendaki oleh Allah agar bisa istirahat. Dimana Ilmu Kesehatan semuanya ada didalam Al-Qur’an, jasmani dan rohani obatnya Al-Qur’an.
“Habit merupakan rutinitas perilaku yangg diulang-ulang seperti kebiasaan”, paparnya.
Lanjut Rukmini, Teori Habit untuk menjadi kebiasaan yangg baik, kurang baik, dan buruk. Kebiasaan alias Habit tidak bisa hanya sekali, kudu acapkali dilakukan, orang sakaratul maut yangg keluar dari mulutnya adalah kebiasaannya. Orang yangg sering berbicara jelek alias berbicara kotor bakal terbawa juga.
“Tugas perawat mendampingi pasien ketika sakaratul maut dan membantu menuntun dengan lafal Laailahaillallah, dimana dakwah bukan hanya pidato saja, jadi mendampingi pasien untuk beristighfar dan berbincang baik sewaktu kesakitan tersebut juga merupakan dakwah”, tegasnya.
“Orang yangg mendapatkan ilmu, berfaedah mendapatkan Nikmat dari Allah, jadi sebaik-baik kalian adalah yangg belajar dan mengajarkan Al-Qur’an”, pungkasnya. (hil_)