*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Tahukah kalian apa yangg dinamakan ghibah itu ?”
Mereka menjawab,”Allah dan Rasul-Nya yangg lebih tahu.”
Beliau bersabda,”Yaitu engkau menyebut sesuatu tentang saudaramu yangg dia tidak sukai.”
Kemudian ditanyakan,”Bagaimana pendapatmu jika apa yangg saya katakan kenyataannya memang ada pada saudaraku ?”
Beliau menjawab, “Jika memang apa yangg engkau katakan ada padanya berfaedah engkau telah mengghibahinya. Dan jika rupanya apa yangg engkau katakan tidak ada padanya berfaedah engkau telah berbohong tentang (saudaramu).” (HR. Muslim 6758)
Pada sabda di atas Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam menjelaskan kepada kita semua tentang pengertian ghibah.
Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah tentang sabda beliau shallallahu alaihi wasallam “engkau telah berbohong tentangnya”, “Saya katakan, termasuk padanya buhthaan (kedustaan), ialah suatu kebatilan.”
Dalam sabda yangg lain dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha bahwasanya dia berkata, “Wahai Rasulullah, cukuplah Shafiyah itu begini dan begitu.”
Yang dimaksudkan oleh Aisyah radhiyallahu anha adalah bahwa Shafiyah radhiyallahu anha itu pendek badannya.
Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yangg andaikan dicampurkan dengan air laut niscaya bakal merubah warnanya alias rasanya.” (HR. Abu Dawud 13/151)
Dalam Sunan At-Tirmidzi dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu beliau berbicara Rasulullah duduk di atas mimbar kemudian menyeru dengan bunyi yangg tinggi: “Wahai sekalian orang yangg berislam dengan lisannya, bakal tetapi belum sampai ketaatan ke dalam hatinya.
Janganlah kalian menyakiti dan mencela kaum muslimin. Dan janganlah mencari- cari aurat (aib) mereka. Karena barangsiapa yangg mencari-cari dan menelusuri kejelekan saudaranya, niscaya Allah Ta’ala bakal mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yangg dicari aibnya oleh Allah Ta’ala maka Allah Ta’ala bakal mempermalukannya (membongkar) aibnya walaupun dia berada di rumahnya.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albany)
Hadis ini menjelaskan kepada kita semua dan kepada wanita khususnya, bahwa orang-orang yangg telah beragama kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan lisannya hendaknya tidak menyakiti dan mencela saudaranya.
Dan hendaknya dia tidak mencari kejelekan dan kesalahan orang lain. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala menakut-nakuti orang yangg selalu mencari cari kejelekan saudaranya, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala bakal membongkar kejelekan dan aurat orang tersebut walaupun dia menyembunyikan aibnya di dalam rumahnya. Maka hendaklah kita saling menjaga nilai diri dan kehormatan kita semua.
Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memisalkan orang yangg melakukan ghibah dengan orang yangg menyantap daging buntang saudaranya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara Anda yangg suka menyantap daging saudaranya yangg sudah meninggal ? Maka tentulah Anda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat: 12)
Para ustadz berbeda pendapat tentang apakah ghibah termasuk dosa mini alias dosa besar. nan didukung oleh dalil adalah bahwa Ghibah merupakan dosa besar.
Dari Sa’id bin Zaid radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk riba yangg paling besar adalah terus menerus melanggar kehormatan seorang muslim tanpa (alasan) yangg benar.” (HR. Abu Dawud)
Betapa (sebagian) kita senang dengan adanya fitur penghapus pesan. Tapi sungguh tak mempunyai aplikasi untuk menghapus catatan amal. Semua tercatat rapi tiada tertinggal, yangg baik maupun buruk.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan segala sesuatu yangg telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (yang ada di tangan Malaikat). Dan segala urusan yangg mini maupun yangg besar semuanya tertulis”. (QS. Qomar : 52-53)
“Tiada suatu ucapan pun yangg diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yangg selalu hadir”. (QS. Qaaf: 18)
Seharusnya bisa lebih waspada dan berpikir ulang pada apa yangg kita tulis melampaui kehati-hatian saat berucap. Termasuk pada ketikan di sosial media.
Lidah memang tak bertulang tapi bukankah jemari tangan mempunyai tulang?
Kelak semua bakal diminta pertanggung jawaban.
Insya Allah, Allah Wa Ta’ala menjauhkan kita dari dosa ghibah, yangg mana sangat sedikit dari kaum muslimin yangg selamat darinya selain orang yangg dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Insya Allah bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update sigap silakan berlangganan di Google News