MAKLUMAT – Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran melancarkan serangan ratusan rudal ke Israel, Selasa (1/10/2024) waktu setempat. Sirine peringatan serangan udara meraung-raung di sejumlah wilayah dan penduduk berceceran mencari tempat berlindung.
Belum ada laporan lebih lanjut mengenai korban maupun akibat dampak serangan Iran ke Israel tersebut. Ini menjadi serangan massif kedua yangg dilakukan Iran dalam tempo sekitar 6 bulan. Sebelumnya negeri para mullah itu melancarkan serangan pada April 2024 lalu.
Meski begitu, Jubir militer Israel Daniel Hagari menyatakan tidak ada ancaman apapun di wilayah udara Israel. Dia mengatakan penduduk kondusif untuk keluar dan meninggalkan tempat perlindungan.
Hagari menyebut, sebagian besar serangan sukses dicegat oleh sistem pertahanan Udara Israel, Iron Dome, meski dalam sejumlah video yangg beredar tampak rudal-rudal Iran sukses menembus pertahanan Israel. Hagari tidak menyebut berapa banyak rudal Iran yangg sukses diredam.
Sementara itu, jasa darurat Israel menyebut sedikitnya dua orang mengalami luka-luka akibat ‘pecahan peluru’ yangg terjadi di wilayah Tel Aviv.
Sebelumnya, pihak militer telah memperingatkan warganya untuk mencari tempat berlindung di ruang kondusif mengenai potensi serangan rudal balistik dari Iran dalam skala besar yangg diperkirakan bakal meluas.
Respon Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh dan Hassan Nasrallah
Dikutip dari instansi buletin Fars Iran, IRGC menegaskan, serangan rudal ke wilayah Israel merupakan tanggapan atas pembunuhan terhadap petinggi Hamas Palestina Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024 lalu, serta ketua Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah pada Jumat (27/9/2024) lalu.
“Menanggapi tewasnya Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah, dan (Komandan IRGC) Nilforoshan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” bunyi pernyataan IRGC, dikutip Rabu (2/10/2024) awal hari WIB.
IRGC mengaku telah menembakkan ratusan rudal ke wilayah Israel dan menakut-nakuti tindakan yangg lebih menghancurkan serta lebih merusak dari Tehran, andaikan Israel melakukan balasan.
Seorang pejabat senior Iran menyebut kepada Reuters, serangan rudal ke wilayah Israel merupakan perintah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yangg sekarang disebut-sebut tengah berada di letak yangg aman.
Untuk diketahui, penembakan rudal Iran ini terjadi di tengah serangan darat terbatas yangg dilancarkan Zionis Israel ke Lebanon, yangg menjadi eskalasi perang regional terbesar sejak meletusnya perang di Gaza, Palestina pada 7 Oktober 2023 lalu.
Respon Negara-negara di Kawasan
Reporter Al Jazeera di Beirut, ibu kota Lebanon, Dorsa Jabari mengatakan penduduk Beirut ikut berceceran merayakan serangan Iran ke Israel tersebut.
“Selama 20 menit terakhir, kami mendengar serangan Iran yangg belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. Tembakan dan kembang api terus menerus di seluruh ibu kota,” kata Jabari, dikutip Rabu (2/10/2024) awal hari WIB.
Selain di Lebanon, penduduk Gaza juga turut turun ke jalanan merayakan serangan massif Iran ke jantung Israel, Tel Aviv.
Di sisi lain, otoritas penerbangan sipil Yordania menghentikan sementara agenda penerbangan usai berita serangan Iran ke wilayah Israel tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjend) PBB Antonio Guterres menyorot bentrok berkepanjangan di Timur Tengah yangg semakin meluas.
“Mengecam eskalasi demi eskalasi di wilayah tersebut. Ini kudu dihentikan. Kami betul-betul memerlukan gencatan senjata,” ujar Guterres seperti dikutip Al Jazeera.