IPM Mudiga Sowan Hasan Cholis, Anggota Baru PDM Surabaya yang Juga Senior Mereka - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Hasan Cholis, personil baru PDM Kota Surabaya 2022-2027, berbareng perwakilan IPM SMP Mudiga Surabaya. (Humas Mudiga/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Mendengar info ada personil baru Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya mantan ketua IPM SMP Muhammadiyah 3 Surabaya (Mudiga) periode 1987-1988, segera pengurus IPM Mudiga 2022-2023 memberikan ucapan selamat dengan mendatanginya.

Perwakilan IPM Mudiga pada Kamis siang (9/3) menyambangi instansi PT Panglima Mitra Logistik, Jalan Ikan Mujaer No 48 Perak Barat, Surabaya, untuk menemui direkturnya nan tak lain adalah Hasan Cholis.

Hasan Cholis adalah personil baru PDM Kota Surabaya periode 2022-2027, nan terpilih pada urutan ke-13 dengan meraih 167 bunyi dalam Musyawarah Daerah (Musyda) PDM kota Surabaya pada Ahad (26/2).

“Mendengar Bapak Hasan Cholis dalam profilnya tertulis pernah menjadi ketua IPM Mudiga tahun 1987-1988, kami pengurus IPM Mudiga sangat senang dan bangga mendengarnya, sekaligus mau sekali menemui beliau,” ungkap Kharisma Female Indah Adani, ketua IPM SMP Muhammadiyah 3 Surabaya periode 2022-2023.

Keinginan Risma dkk akhirnya dikabulkan sekolah dengan mengantarkan mereka menemui seniornya.

“Setelah mendapat nomor kontak dan membikin janji, akhirnya kami mengantarkan anak-anak menemui Bapak Hasan Cholis di kantornya,” terang Kepala SMP Muhammadiyah 3 Surabaya  Maria Elen Veronica MPd.

Bahkan, Ustadzah Elen mendampingi langsung siswanya saat berbincang dengan Hasan Cholis.

“IPM Mudiga nan datang terdiri atas ketua IPM periode saat ini, Risma kelas 8, dan ketua periode sebelumnya, Zahrani kelas 9, serta dua personil baru IPM kelas 7, Vania dan Alin,”  terang Ustadzah Elen.

Rombongan IPM Mudiga diterima di ruang kepala instansi PT Panglima Mitra Logistik. Mereka disambut langsung oleh Hasan Cholis, lampau ngobrol santai.

“Kami IPM Mudiga mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak Hasan Cholis sebagai personil baru PDM Kota Surabaya. Semoga bisa memajukan Muhammadiyah Kota Surabaya sekaligus mengharumkan nama Mudiga,” ucap Risma membuka pembicaraan sembari memperkenalkan rombongan.

Spontan, perwakilan IPM Mudiga antusias mendengarkan wejangan dari seniornya, Hasan Cholis, nan bercerita kilas perjalanan hidupnya dari masa remaja (SMP) hingga bisa meraih kesuksesan seperti saat ini nan mempunyai tiga perusahaan PT sendiri.

“Saya anak ke-8 dari 9 bersaudara. Kelas 3 SD ayah saya meninggal sehingga selama berguru SD hingga SMA tahun 1983-1993 saya hidup susah, tapi saya tidak pernah mengeluh dan selalu alim pada ibu,” kata Hasan Cholis berbagi kisah dan prinsip hidupnya.

Demi menuruti nasihat ibunya, Hasan Cholis mengaku rela melepas cita-citanya dan menjalani hidup mengikuti takdirnya.

“Saya menempuh pendidikan pelayaran, di tahun kedua saya sudah menjadi calon nakhoda alias calon kapten kapal. Namun, ibu saya mewanti-wanti jangan ikut dan kerja layar lantaran cemas nasib Masjid Al Falah Simo,” tutur Hasan Cholis menceritakan kisah hidupnya.

Masjid Al Falah Simo dikelola ayah Hasan Cholis, Mochammad Sjafe’i. Sejak mini hingga dewasa sebagian waktu Hasan Cholis dihabiskan mengurusi aktivitas di masjid ini.

“Minimal saat shalat 5 waktu saya wajib datang di Masjid Al Falah Simo. Bahkan, saat mini dulu saya tidak bisa main bola alias layangan lantaran saat Ashar dan Magrib kudu ada di masjid. Kalau saya tidak kelihatan, di rumah saya dihajar habis-habisan oleh ayah,” kenang Hasan Cholis sembari acapkali mengambil tisu untuk mengusap air matanya.

Begitu keluar dari sekolah pelayaran, Hasan Cholis konsentrasi mengelola masjid sembari mencoba kerja seadanya, mulai jadi tukang sablon, jadi tukang las, hingga merantau kerja di PLTU Paiton Probolinggo dari tahun 1998 hingga 2014.

“Dengan selalu bersyukur, tidak mengeluh dan mengikuti nasihat ibu. Akhirnya, saya mengalami titik kembali ekonomi, diawali dipercaya mengelola perusahaan milik kawan bagian kelautan dan pelabuhan,” kata Hasan Cholis dengan saksama.

Begitu tahu pada akhirnya cita-citanya kerja di laut pun bisa kesampaian, namun dengan corak dan proses berbeda, akhirnya Hasan Cholis mempunyai nazar alias kemauan besar.

“Sejak saat itu saya bernazar, apa pun ucapan ibu saya, saya berupaya mewujudkannya. Dan, hasilnya saya diberi banyak kemudahan dan barokah,” tutup Hasan Cholis. (Zuhri/AS)

-->
Sumber Klikmu.co
Klikmu.co