Bagi family nan hidup tanah perantauan, tentu mau sekali pulang ke tanah kelahiran dan berjumpa dengan orang tua dan sanak-saudara nan tetap ada. Menikmati kebersamaan nan jarang sekali dirasakan. Namun tak jarang, di antara suami, istri, dan anak nan tidak bisa mudik bersamaan. Kadang suami bisa, istri dan anak nan tidak bisa alias hanya istri saja, lantaran ada sesuatu halangan alias karena lainnya. Maka dari itulah, Islam mengajarkan angan untuk suami nan mudik tanpa istri dan anak nan bisa dibaca dan diamalkan. Yuk kita simak bunyi doanya.
Doa Suami Mudik Tanpa Istri dan Anak
Adapun doa nan disebutkan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar hal 186. Bunyi doa suami nan mudik tanpa istri dan anak yaitu:
اللَّهُمَّ بِكَ أَسْتَعِيْنُ، وَعَلَيْكَ أَتَوَكَّلُ، اللَّهُمَّ ذَلِّلْ لِي صُعُوْبَةَ أَمْرِي، وَسَهِّلْ عَلَيَّ مَشَقَّةَ سَفَرِي، وَارْزُقْنِي مِنَ الخَيْرِ أَكْثَرَ مِمَّا أَطْلُبُ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَرٍّ، رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَحْفِظُكَ وَأَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِي وَدِيْنِي وَأَهْلِي وَأَقَارِبِي وَكُلَّ مَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ بِهِ مِنْ آخِرَةٍ وَدُنْيَا، فَاحْفَظْنَا أَجْمَعِيْنَ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ يَا كريم
Allâhumma bika asta‘înu, wa ‘alaika atawakkalu, allâhumma dzallil lî shu‘ûbata amrî, wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarî, warzuqnî minal khairi aktsara mimmâ athlubu, washrif ‘annî kulla syarrin, rabbisyrah lî shadrî, wa yassir lî amrî. Allâhumma innî astahfizhuka wa astaudi‘uka nafsî, wa dînî, wa ahlî, wa aqâribî, wa kulla mâ an‘amta ‘alayya wa ‘alaihim bihî min âkhirah wa dunyâ, fahfazhnâ ajma‘în min kulli sû’in yâ karîm.
Artinya: ““Ya Allah, hanya kepada-Mu saya minta tolong, hanya kepada-Mu saya berpasrah. Tuhanku, tundukkanlah bagiku segalam kesulitan urusanku, mudahkan untukku halangan perjalananku, anugerahkanlah saya sebagian dari kebaikan melampaui apa nan kuminta, palingkan diriku dari segala kejahatan. Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkan urusanku. Ya Allah, saya meminta penjagaan dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku, dan semua nan telah Kauberikan kepadaku baik kebaikan ukhrawi maupun duniawi. Lindungilah kami dari segala kejahatan, wahai Tuhan nan maha pemurah,”
Penutup Doa
Tentu di samping doa itu, tidak lupa upaya dan ikhtiar dalam menjaga diri pribadi masing-masing. Sehingga apa nan menjadi permohonan di dalam doa di atas bisa sesuai dengan angan dan tujuan nan kita harapkan.
Renungkanlah firman Allah Swt:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat nan selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak bakal mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan andaikan Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada nan dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Rad 11)
Demikianlah angan suami nan mudik tanpa istri dan anak. Doa lain seperti doa-doa ketika mudik lebaran bisa kalian baca di situs IBTimes.ID. Yuk kita amalkan.
Editor: Soleh