
*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Di sini senang, di sana senang dan di mana mana hati kita senang dengan pernikahan, hidup senang lahir dan batin.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّـفْسٍ وَّا حِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَا ۚ فَلَمَّا تَغَشّٰٮهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚ فَلَمَّاۤ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ اٰتَيْتَـنَا صَا لِحًا لَّـنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ
“Dialah yangg menciptakan Anda dari jiwa yangg satu (Adam) dan darinya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yangg ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhan mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yangg saleh, tentulah kami bakal selalu bersyukur.””
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 189)
Rasulullah Saw bakal bangga serta senang jika memandang jumlah ummatnya banyak dan berbobot dengan pernikahan. Nikah merupakan ibadah sunnah yangg pahalanya mengalir seumur hidup.
Oleh lantaran itu Islam sangat menganjurkan kaum muslimin untuk nikah dan tidak hidup membujang. Hidup ini saling berpasangan, jika ada gula ada kopi’, ada sendok berpasangan dengan garpu, ada langit berpasangan dengan bumi, ada hujan ada juga panas dan lembab ada juga kering.
Ada beberapa keberkahan dan keberuntungan jika seseorang menikah dengan seorang wanita dalam kehidupannya. Nikah merupakan ibadah seumur hidup dan pahalanya terus mengalir sampai di akhirat, maka sangat dianjurkan nikah dan jangan hidup membujang tanpa harapan.
1. Jodoh merupakan rahasia Allah
سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَ زْوَا جَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِۢتُ الْاَ رْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ
“Maha Suci (Allah) yangg telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yangg ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yangg tidak mereka ketahui.”
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 36)
2. Berkembang biak dan menjaga keturunan
يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَا لًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَا لْاَ رْحَا مَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yangg telah menciptakan Anda dari diri yangg satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan wanita yangg banyak. Bertakwalah kepada Allah yangg dengan nama-Nya Anda saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 1)
3. Mendapatkan ketenangan dan ketentraman dengan nikah
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَا جًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar Anda condong dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yangg demikian itu betul-betul terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yangg berpikir.”
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 21)
4. Dilarang hidup membujang
Bulughul maram
HADITS KE-782
وَعَنْهُ قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ , وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا , وَيَقُولُ : تَزَوَّجُوا اَلْوَدُودَ اَلْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اَلْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
وَلَهُ شَاهِدٌ : عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيِّ , وَابْنِ حِبَّانَ أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan kami berfamili dan sangat melarang kami membujang. Beliau bersabda: “Nikahilah wanita yangg subur dan penyayang, karena dengan jumlahmu yangg banyak saya bakal berbesar hati di hadapan para Nabi pada hari kiamat.” Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits itu mempunyai saksi menurut riwayat Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Hibban dari hadits Ma’qil Ibnu Yasar.