Generasi Profetik: Bersemangat Menyelesaikan Ramadan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Perjalanan suci yangg panjang dan menjanjikan kemuliaan yangg agung, umumnya mendatangkan kelelahan dan kejenuhan.

Hal ini terkadang membikin kebanyakan manusia kehilangan kesadaran hingga beranjak kepada aktivitas lain sehingga memutus mata rantai ibadah suci yangg telah dilakukan sebelumnya.

Dalam bulan Ramadan yangg di dalamnya dijanjikan mendapatkan kemuliaan berupa pemaafan dan pembersihan dosa, tidak sedikit membikin kaum muslimin terlalaikan.

Ketidakkonsistenan kaum muslimin dalam menyelesaikan bulan Ramadan hingga akhir, berimplikasi tidak ada adanya perubahan kualitas dan spirit agamanya.

Kondisi demikian, menjadikan Ramadan melangkah begitu saja, sebagaimana bulan-bulan lain tanpa mengubah kualitas pribadinya ke arah yangg lebih baik.

Keuntungan Besar

Bulan suci Ramadan menjanjikan untung besar bagi hamba-hamba-Nya yangg mengisi bulan Ramadan dengan beragam kebaikan kebaikan.

Kalau di awal Ramadan, banyak kaum muslimin meningkat jumlah keagamaannya.

Masjid meluber dan kaum muslimin memakmurkannya dengan salat berjamaah dan salat tarawih.

Tidak sedikit di antara kaum muslimin yangg memanfaatkan masjid dengan membaca Alquran serta mengisi hari-harinya dengan kajian dan ceramah.

Namun keadaan ini mulai mengalami penurunan, di mana ketika memasuki masa-masa pertengahan hingga akhir Ramadan, sebagian besar kaum muslimin mulai merasakan kejenuhan dan kelelahan.

Masjid mulai berkurang jumlahnya, dan yangg ramai bergeser ke mal dan pasar-pasar yangg menjual barang-barang untuk menyambut hari raya.
Mereka mulai mengurangi aktivitas mereka di masjid, dan mengisinya dengan aktivitas yangg dipandang lebih menggembirakan.

Saat seperti inilah yangg disebut futur, di mana mulai lelah, loyo dan tak bergairah menyelesaikan Ramadan yangg ibadah-ibadah yangg lebih berkualitas.

Akhir-akhir Ramadan terdapat salah satu malam yangg mempunyai kemuliaan yangg banget agung.

Malam ganjil di akhir Ramadan yangg terdapat malam yangg sangat istimewa, berupa malam yangg lebih baik daripa 1000 bulan.

Keadaan futur inilah perlu spirit sehingga terpulihkan, sehingga membikin kita lebih antusias untuk mengisi akhir Ramadan dengan ibadah yangg lebih berbobot dan berbobot.

Layak mengutip ucapan Syaikh Shalih Al-Ushaimi, seorang pengajar di masjidil Haram, yangg mengatakan kalimat bagus berikut:

إِذَا وَجَدْتَ فُتُوْرًا فِيْ رَمَضَانَ فَحَرِّكْْ هِمَّتَكَ بِتَذْكِيْرِ نَفْسِكَ أَنَّهُ أَيَّامٌ مَعْدُوْدَاتٌ، وَأَنَّ فِيْ صِيَامِهِ وَقِيَامِهِ أُجُوْرًا وَافِرَاتٍ، وَأَنَّ العَمَلَ فِيْهِ يَذْهَبُ بِذَهَابِهِ، فَإِنْ لَمْ يُغْتَنَمْ فَلَا سَبِيْلَ لِلَحَاقِهِ، فَاصْبِرْ وَأَدْرِكْ مَا بَقِيَ مِنْهُ قَبْلَ فَوَاتِهِ.

“Jika engkau mendapati futur di bulan Ramadhan, Maka bangkitkan semangatmu dengan mengingat bahwa Ramadhan hanya terdiri dari beberapa hari. Sesungguhnya pada puasa dan qiyamnya terdapat pahala yangg berlimpah ruah, sedangkan kebaikan di dalamnya bakal pergi dengan perginya bulan tersebut. Jika dia tidak dimanfaatkan maka tidak ada langkah untuk menggapainya kembali. Dengan itu, bersabarlah dan gapai apa yangg tersisa darinya sebelum dia lenyap dan berlalu darimu.” (Syaikh Shalih Al-Ushaimi)

Tiga Pesan Penting

Pernyataan emas ini dari Syaikh Shalih Al-Ushaimi sangat berbobot sehingga bisa memberi lampu sinar untuk antusias menyelesaikan Ramadan.

Pernyataan pengajar Universitas Madinah itu setidaknya mengandung tiga pesan penting.

Pertama, membangkitkan semangat menyambut beberapa hari saja. Ramadan tidak beberapa hari, tidak lama sehingga semangat kudu dipompa.

Malam-malam kemuliaan bakal lenyap berbarengan dengan terbitnya matahari, dan itu melangkah sangat cepat.

Oleh karenanya, membangkitkan semangat sangat krusial sehingga pribadi-pribadi muslim bakal tetap memakmurkan masjid, membaca Alquran serta mendalami isinya.

Kedua, pahala agung. Dalam bulan suci Ramadan ini pahala dilipatgandakan.

Allah sendiri yangg membalas ibadah hamba-Nya yangg berpuasa. Bahkan orang yangg berdiri menegakkan salat di malam-malam yangg sangat mendebarkan bakal terangkat derajatnya.

Dikatakan mendebarkan bahwa Allah bakal menawarkan malam spesial yangg mempunyai kemuliaan.

Dikatakan malam kemuliaan lantaran terdapat ibadah yangg lebih baik daripada 1000 bulan.

Ketiga, bulan Ramadan bakal sirna. Bulan mulia ini bakal lenyap dan pergi. Sayang andaikan lenyap begitu saya tanpa bisa menyapa dengan amalan-amalan maksimal.

Kalau bisa diibaratkan, Ramadan seperti seorang gadis yangg sangat elok dengan adab yangg mulia.

Hampir semua pemuda mendambakannya. Bagaimana jika gadis itu datang, dan kita membiarkannya.

Tentu ketika gadis itu bergi berlalu tanpa kita sambut, maka orang lain bakal menilai kita sebagai laki-laki yangg tidak normal alias tidak wajar.

Keempat, bersabar dalam menggapainya. Kesabaran merupakan nilai yangg sangat berharga.

Kesabaran inilah yangg menjadi nilai plus para nabi dan rasul. Mereka sabar menerima risalah dan menyampaikan kepada umatnya.

Mereka pun sabar dalam kelelahan dalam menyampaikan aliran ini kepada umatnya.

Dalam menyampaikan risalah kepada umatnya, mereka menerima ujian berupa bujukan cemoohan dan gangguan.

Mereka pun diganggu dan difitnah hingga mengalami pengusiran dan pembunuhan.

Sementara kita sebagai kaumnya, hanya menjalankan risalah dengan berpuasa dan memakmurkan malam-malam terakhir dengan ibadah-ibadah dan melakukan baik.

Terlebih lagi dalam menyelesaikan akhir-akhir Ramadhan ini tidak ada gangguan.

Masjid aman, dan menyediakan kemudahan dan beragam akomodasi yangg mempermudah ibadah kita.

Tidak sedikit masjid yangg menyediakan ruang untuk i’tikaf, menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa dan sahur.

Tidak sedikit di antara masjid yangg difasilitasi dengan perangkat bentuk dan ruhani. Perangkat bentuk berupa AC sehingga ibadah semakin khusyuk.

Difasilitasi perangkat ruhani lantaran masjid mendatangkan para pemimpin dan da’i yangg memberikan bekal pengetahuan agama.

Akhir Ramadan betul-betul kesempatan untuk mendapat emas dan mutiara, yangg mengantarkan kita menuju surga lantaran kesalahan kita telah mengalami pengampunan.

Ketika pemaaf itu diperoleh maka muncul generasi profetik, lantaran telah mendapatkan kemuliaan yangg langsung datang dari Penguasa dan Pemelihara masyarakat langit dan bumi.(*)

Penulis:  Dr. SLAMET MULIONO REDJOSARI, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

-->
Sumber majelistabligh.id
majelistabligh.id