Bangladesh, mu4.co.id – Ribuan mahasiswa turun ke jalan menuntut diakhirinya sistem kuota yangg menyediakan 30% pekerjaan di pemerintahan untuk family veteran yangg bertempur dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971 melawan Pakistan, Ahad (21/07/2024).
Hal tersebut dilakukan para mahasiswa diketahui lantaran mereka menganggap itu hanya menguntungkan sebagian besar orang. Mereka meminta pemerintah untuk menghapuskan kuota yangg dianggap ‘diskriminatif’ terhadap para mahasiswa, yangg berjuang di tengah tingginya pengangguran di negara dengan sekitar 32 juta anak muda yangg tidak bekerja alias bersekolah.
Atas kejadian tersebut Pemerintah Bangladesh pun mendirikan barikade selama jam malam, guna meredam protes gelombang protes mahasiswa. Pihaknya apalagi mengerahkan sejumlah tentaranya beroperasi di Ibu kota Dhaka, hingga para Polisi dan pejabat keamanan juga menembakkan peluru dan gas air mata ke arah pengunjuk rasa di Bangladesh.
Baca juga: Pasca Kerusuhan, Papua Nugini Umumkan Keadaan Darurat
Akibat gelombang protes mahasiswa tersebut, jasa internet dan pesan teks diputuskan dari bumi luar, sejak Kamis lalu, apalagi sebagian besar saluran buletin televisi di Bangladesh tidak mengudara pada Jumat lampau setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu instansi pusat stasiun televisi negara BTV, merusak perabotan, memecahkan jendela, dan membakar beberapa bagian gedung.
Selain itu, dilaporkan juga akibat perihal tersebut setidaknya 110 orang tewas sepanjang pekan ini, dimana berasas info Rumah Sakit Dhaka Medical College menyebut telah menerima 27 jenazah antara pukul 5 sore dan 7 malam jumat lalu.
Untuk diketahui, protes dimulai pada akhir bulan lampau dan ketegangan meningkat pada Senin lalu, ketika aktivis mahasiswa di Universitas Dhaka, universitas terbesar di negara itu, berantem dengan polisi dan protes jawaban memperburuk situasi. Padahal pada awalnya para mahasiswa menyatakan bahwa tindakan unjuk rasa tersebut awalnya berjalan damai.