*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Manusia adalah makhluk spesial dengan segala hidayah yangg diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik berupa perangkat keras seperti tubuh, maupun perangkat lunak berupa logika dan hati.
Semua perangkat ini diciptakan untuk mendukung kehidupan manusia dan kudu dijaga dengan baik, lantaran kerusakan pada salah satunya dapat mempengaruhi kehidupan secara keseluruhan.
Hati, dalam Islam, adalah pusat dari segala perilaku manusia. Jika hati seseorang baik, maka tindakannya pun bakal baik, namun jika hati rusak, maka seluruh perilaku dan jasadnya bakal terpengaruh. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam berfirman dalam sebuah hadits:
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika dia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika dia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa dia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hati yangg baik adalah hati yangg selalu merasa takut kepada Allah dan mengharapkan rahmat-Nya. Sebaliknya, hati yangg rusak adalah hati yangg lalai dari mengingat Allah, yangg memicu kemaksiatan dan perbuatan buruk.
Namun, menjaga hati dari kerusakan tidaklah mudah. Ada enam perkara yangg bisa merusak hati manusia:
1. Berbuat Dosa dengan Sengaja, Berharap Taubat di Kemudian Hari
Sering kali manusia menyepelekan dosa dengan berpikir bahwa mereka bisa bertobat kelak. Padahal, dosa yangg dianggap ringan bisa menjadi besar di mata Allah.
Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya kalian melakukan suatu ibadah dan menyangka bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai sesuatu yangg membinasakan.”.(HR. Bukhari)
2. Mempelajari Ilmu, Namun Tidak Mengamalkannya
Ilmu tanpa kebaikan ibaratkan pohon tanpa buah. Banyak di antara kita menuntut ilmu, tetapi kandas mengamalkannya, sehingga pengetahuan tersebut hanya menjadi teori tanpa faedah nyata.
Malik bin Dinar berkata: “Barangsiapa yangg mencari pengetahuan kepercayaan untuk diamalkan, maka Allah bakal terus memberinya taufik.”
Namun, jika tidak diamalkan, pengetahuan bisa menjadi kebanggaan yangg membawa kepada kesombongan.
3. Beramal Tanpa Keikhlasan
Amal yangg tidak didasari dengan tulus hanya bakal menjadi sia-sia. Seseorang bisa beramal hanya demi pencitraan alias mau dipuji.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menerima ibadah selain yangg tulus mengharapkan wajah-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Memakan Rezeki dari Allah Tanpa Mensyukurinya
Mensyukuri nikmat adalah tanggungjawab setiap hamba Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
“Jika Anda bersyukur, niscaya Aku bakal menambah nikmat kepadamu. Tetapi jika Anda mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
5. Tidak Rida dengan Pemberian Allah
Rida terhadap apa yangg telah diberikan Allah membawa ketenangan dan kepuasan dalam hati. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Qonaah merupakan kekayaan yangg tidak pernah musnah.” (Tabarani)
6. Mengubur Jenazah Namun Tidak Mengambil Pelajaran dari Kematian
Kematian adalah pelajaran krusial bagi orang yangg hidup. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, ialah kematian.”(HR. Tirmidzi)
Mengambil pelajaran dari kematian mengingatkan kita bahwa hidup ini sementara, dan segala kebaikan kita bakal dipertanggungjawabkan.
Hanya dengan hati yangg selalu ingat kepada Allah, manusia bisa menjadi pribadi yangg pandai dan bijaksana.
Dengan mengetahui enam perkara yangg dapat merusak hati ini, kita bisa lebih waspada dalam menjaga kebersihan hati dan senantiasa memohon pertolongan Allah agar hati kita tetap istikamah di jalan-Nya.
Sebagaimana angan yangg diajarkan Rasulullah:
“Ya Muqallibal Qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik.”
(Wahai Dzat yangg Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu). (*)
Untuk mendapatkan update sigap silakan berlangganan di Google News