NGANJUK, PIJARNEWS.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nganjuk mengadakan talkshow di Radio Tasma FM pada Senin, (10/4/2023) kemarin. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Tuberculosis Sedunia yangg jatuh setiap 24 Maret. I Ketut Wujayadi, S. ST, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk datang beserta Staf, berbareng Emil Subhan Maulana, Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa).
Talkshow yangg mengambil tema “Wujudkan Keluarga Sehat dengan Terapi TBC” ini bermaksud untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari TBC. Sebagaimana yangg kita diketahui bersama, Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yangg disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula kuman dapat menyerang bagian tubuh lainnya. seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, alias selaput otak, usus, kulit, serta organ tubuh lainnya. Penyakit ini sangat berbahaya, namun bisa disembuhkan dan dicegah. Penyembuhan yangg dimaksud adalah dengan melakukan terapi alias pengobatan yangg tepat bagi yangg sudah terkena dan melakukan terapi pencegahan bagi family alias kontak erat pasien.
Staf Dinkes Kabupaten Nganjuk yangg membidangi TB, Yusliani mengatakan bahwa obat untuk penyakit ini bisa diperoleh dengan mudah. “Obatnya bisa didapatkan di Puskesmas terdekat dan gratis,” terangnya.
Indonesia sendiri menempati peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) terbanyak di bumi berasas info Global TB Report tahun 2022. I Ketut Wijayadi menyampaikan bahwa perihal ini bukan merupakan prestasi.
“Ya, kita menempati ranking dua didunia dan ini bukan prestasi yangg membangggakan,” ujar laki-laki yangg berkawan disapa Ikrom tersebut.
Lebih lanjut Ikrom berambisi agar kita masyarakat ikut peduli dengan kesehatan lingkungan, khususnya penyakit menular terutama dengan indikasi batuk agar segera memeriksakan di akomodasi kesehatan. “Kita berpesan kepada seluruh masyarakat untuk peduli kepada family dan lingkungan, dengan langkah jika ada yangg batuk untuk segera periksa ke Puskesmas terdekat. Dan kepedulian tersebut juga bisa ditularkan kepada masyarakat lain. Sehingga kita berambisi nganjuk bisa bangkit dan bebas dari TBC,” jelasnya.
Disisi lain, Emil Subhan menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan, lantaran pada tahun 2022 sudah menambah mesin pendiagnosa TBC (TCM). Dengan adanya mesin tersebut, diharapkan pemeriksaan TBC menjadi lebih sigap dan lebih akurat. Mesin ini juga menjadi perangkat utama diagnose TB.
“Kita berterima kasih mesin TCM sudah bertambah menjadi tujuh di Kabupaten Nganjuk. Ini tentu sangat membantu kader-kader kita di lapangan, dimana kader-kader kita mempunyai tugas menemukan terduga, mengantar dahak untuk diperiksa di faskes dan melakukan pendampingan sampai kelak pasien dinyatakan sembuh,” terang Emil.
Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tetap semangat tidak lengah dengan memutuskan untuk berakhir berobat, sebelum dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan. “Tertular penyakit ini adalah kecelakaan, dan kecelakaan ini bakal menjadi musibah jika masyarakat yangg hari ini sudah terkena TBC dengan sepihak memutuskan pengobatan sebelum dinyatakan sembuh,” papar Emil
Menurutnya, resiko bakal lebih parah dan jika sampai menjadi TBC kebal obat. Maka pengobatan bakal lebih lama, biaya semakin mahan dan pengaruh sampingnya juga semakin berat.
“Sesuai dengan semboyan TOSS TBC (Temukan, Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis), bahwa setelah ditemukan maka kudu diobati. Diobati saja belum cukup, tetapi juga kudu dipastikan sampai sembuh,” pungkas Emil. (Redaksi)