dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes Paparkan Makna Sakinah, Mawaddah, Rahmah untuk Membangun Keluarga Bahagia - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 hari yang lalu

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes menyampaikan kajiannya pada saat mengisi pengajian pada malam Midodaren Pahargyan Pernikahan putri dari Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si.

Agus Taufiqurrahman menyampaikan tausiyah untuk memberikan selamat sekaligus pesan bagi calon pengantin baru Dzakkia Ulul ‘Azmi, S.S dan Basyar Ihsan Arijuddin, S.Si., M.Sc

Agus menyampaikan bahwa jodoh itu bagian dari rahasia Allah. Dia juga mengatakan bahwa pernikahan itu dilakukan ketika persiapannya telah benar.

Tidak hanya itu, Ketua PP Muhammadiyah itu menyampaikan pemahaman mengenai ungkapan angan Sakinah, Mawaddah, Rahmah. Menurutnya, pemahaman sakinah, itu seperti belajar Alif Ba Ta, dengan huruf T mendapatkan sukun yangg berfaedah tenang. Jadi family sakinah itu adalah family yangg tenang.

“Maka ketika family kita sakinah, setiap kita masuk ke dalam family itu isinya ketenangan,” ungkapnya, Sabtu (28/9) malam di Kediaman Rumah Rektor UMS.

Agus mengatakan, andaikan mempunyai persoalan di luar, maka ketika pulang bakal mendapatkan solusi dari permasalahannya. Karena family itu bagian dari mendapatkan ketenangan.

Selanjutnya ketika nikah diniatkan sebagai sunnah dan didoakan menjadi family barokah, mudah-mudahan menjadi family sakinah. Dia menekankan juga bahwa untuk sakinah itu bukan mencari pasangan yangg sempurna.

Untuk mawaddah wa rahmah, Ketua PP Muhammadiyah itu mengatakan bahwa pada dasarnya keduanya adalah kasih sayang. Tetapi untuk mawaddah, kasih sayang yangg disoroti pada indrawi.

“Rahmah itu kasih sayang yangg lebih dalam, tetap mencintai dan tetap menyayangi sekalipun untuk bentuk sudah tidak menguntungkan,” ujarnya.

Jika mawaddah dan rahmah bisa menyatu, lanjutnya, insyaAllah bakal bisa mencapai sakinah.

Dia juga menyampaikan, ketika dalam pernikahan menginginkan anak, maka anak menjadi ikhtiar lantaran itu adalah pemberian dari Allah.

Hanya saja terkadang anak menjadi tuduhan orang tua, ada pula anak yangg hanya menjadi penghias dunia.

“Maka kita mau anak itu menjadi qurrota ayun, nek bahasane dhewek itu permata hati, nek kulo itu yangg cocok itu tansah kemoto moto ati. Karena terlalu menyenangkan,” pesannya.

Dia juga menekankan bahwa saat ini mendidik anak menjadi sholeh sholehah ini menjadi tantangan. 

-->
Sumber Tabligh
Tabligh