Surabaya, KLIKMU.CO – Siraman rohani yangg didapatkan melalui Kajian Senja Ramadhan SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya tidak hanya memuat materi fikih alias akidah. Kali ini, siraman rohani disajikan dari perspektif pandang kesehatan.
Adalah dr Tjatur Prijambodo MKes MARS, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan, Sidoarjo, yangg berkesempatan memberikan wejangannya pada Kajian Senja Akbar Ramadhan, Minggu (2/4) lalu.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh siswa serta pembimbing dan karyawan. Kajian yangg dipandu oleh Alif Jatmiko MThI itu melangkah cukup khidmat meski diawali dengan hujan yangg cukup deras.
“Secara medis, andaikata hukum puasa tidak ada pun, tubuh kita secara alami tetap memerlukan puasa,” ucap dr Tjatur mengawali kajian.
Menurutnya, puasa adalah jatah tubuh kita untuk beristirahat. Alasan medis ini pula yangg melatarbelakangi banyak kalangan nonmuslim juga ikut melaksanakan puasa.
“Banyak faedah puasa yangg diamini oleh orang-orang yangg tidak memeluk Islam sekalipun,” ucap master yangg sekaligus menjadi dai tersebut.
Anggota Majelis Kesehatan Umum PW Muhammadiyah Jawa Timur tersebut menjelaskan, agar puasa dapat berakibat baik bagi kesehatan, niat berpuasanya juga kudu lurus.
“Jika niat puasanya benar, puasanya juga bakal benar. Tidak bakal ada sahur yangg berlebihan, tidak ada namanya buka yangg berlebihan. nan dimakan saat sahur dan berbuka sesuai dengan kebutuhan tubuh,” jelasnya.
dr Tjatur lantas memberikan saran gimana sahur yangg sehat. “Sahur terbaik dilaksanakan 20-30 menit sebelum azan Subuh. Kemudian, yangg dimakan juga tidak boleh berlebihan serta diutamakan makanan yangg berserat seperti buah-buahan dan sayur. Lebih bagus juga menggunakan kurma lantaran penyerapan energinya lama. Habis sahur, setelah shalat Subuh, jangan langsung tidur lantaran pencernaan kita tidak bakal memproses maksimal saat kita mengistirahatkan tubuh kita,” tegasnya.
Saat berbuka pun ada tipsnya. Menurut dr Tjatur, orang Indonesia banyak yangg salah kaprah saat berbuka. “Kesannya langsung balas dendam. Makan gorengan, minum es, padahal harusnya buka puasa dengan makan-minuman yangg ringan, sebagaimana sunah Rasulullah, ialah dengan air dan kurma. Gunanya, untuk memberikan stimulus buat organ setelah seharian beristirahat. Jangan langsung dipaksa makan berat,” lanjutnya.
Ketika ditanya oleh salah satu siswa, Athallah Akbar, tentang gimana pengganti selain kurma mengingat kondisi Indonesia, dr Tjatur menjelaskan tidak pengganti terbaik yangg lain.
“Secara medis dan sunahnya, kurma tetap yangg terbaik. Meskipun negara kita bukan penghasil kurma, buktinya kita tetap bisa dengan mudah menemukan toko-toko yangg menjual kurma,” pungkasnya. (Eka Haris Prastiwi/AS)