Dirjen Dikti Akui PTMA ‘Best Practice’ Nasional – Internasional - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng turut menjadi keynote speech pada agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yangg diselenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yangg diselenggarakan di JW Marriot Hotel Surabaya dengan tuan rumah Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).

Dalam paparannya di depan ratusan peserta Rakernas Nizam mengambil tema “Kampus Merdeka untuk Penyiapan SDM Unggul dan Inovasi.

Nizam menyebut, SDM unggul dan penemuan menjadi kunci dalam kehidupan untuk memasuki bumi profesi, untuk menciptakan SDM yangg siap dengan pribadi yangg baik secara gizi dan tidak terjadi stunting. Ia menyebut, usia 0-3 tahun investasi terbaik untuk pendidikan.

Dalam paparannya, dia mengatakan Indonesia mempunyai perguruan tinggi sesuai dengan info statistik yangg dibuat oleh PDDikti tahun 2023, jumlah perguruan tinggi adalah 4.523 dan mempunyai 31.399 program studi dengan lulusan per tahun >1.800 lulusan. Kesenjangan pendidikan antara pulau jawa dengan trans jawa, dengan presentase APK didominasi oleh pulau jawa dengan akomodasi yangg mencukupi. Statistik perguruan tinggi di Indonesia: Perguruan tinggi 4.52, program studi 31.399, pengajar 326.554, mahasiswa 9.320.410 1.842.588, lulusan/th 1.842.588.

“Kondisi pendidikaan kita penuh dengan ketidakpastian, penuh dengan dinamika, penuh dengan keambiguan sehingga krusial melakukan pertimbangan pendidikan, kurikulum, mata kuliah, untuk memperbaiki pendidikan yangg bakal datang,”jelas dia di hadapan ratusan peserta.

Menurutnya, lapangan pekerjaan di masa yangg bakal datang mengalami ancaman, tentu perihal ini berakibat dari revolusi industri 4.0, tenaga manusia ke depan bakal semakin tersingkirkan oleh robot hingga tahun 2030, perihal ini yangg menjadi tantangan bagi para lulusan yangg mencari lapangan pekerjaan dengan menyiapkan skill dan kompetensi baru yangg di inginkan oleh perusahaan pencari pekerja.

“Tugas perguruan tinggi sekarang dalam menghadapi tantangan adalah dengan menyiapkan lulusan dalam bumi kerja, berasas presentase pada pekerjaan yangg diminati lulusan perguruan tinggi mengalami dinamika. Tentu ini juga menjadi tugas Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) di Indonesia,”imbuhnya lagi.

Masalah di atas kudu dapat diatasi oleh PTMA sebagai wadah dalam memberikan pendidikan dan ilmu, perlu adanya penemuan dan kreatifitas, dalam menumbuhkan ide-ide tiap peserta didik sehingga kelak jika lulus ada kesesuain antara bidang semasa kuliah dengan pekerjaannya,”tambahnya

Ia menekankan, banyaknya jalan menuju SDM unggul kudu menjadi perhatian krusial lantaran tantangan ke depan tidak hanya masalah nilai cumlaude, tapi kreatifitas dan penemuan sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan cita-cita mahasiswa ketika lulus. Selain itu, Nizam mengatakan bahwa dalam mewujudkan SDM yangg unggul, perguruan tinggi memerlukan kepemimpinan yangg baik.

“Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) di Indonesia mempunyai leadership yangg baik, apalagi menjadi best practice baik di nasional apalagi internasional,” katanya.

Menurutnya, dalam perihal organisasi dan tata kelola yangg sehat merupakan karakter unik dari PTMA. Sehingga di lingkungan PTMA terjalin kerjasama yangg bagus, tidak saling sikut-sikutan antar perguruan tinggi. Fokus pada pengembangan dan kerjasama. (Riz)

-->
Sumber suaramuhammadiyah.id
suaramuhammadiyah.id