Diam yang Berpahala, Bicara yang Bermakna - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 hari yang lalu

Diam yangg Berpahala, Bicara yangg Bermakna

UM Surabaya

*)Oleh: Mudzakiroh, S.Pd.I
Peserta Sekolah Tabligh Angkatan 4 PWM Jateng di UMKABA

Di bumi yangg serba sigap ini, kita sering terjebak dalam kebiasaan berbincang tanpa berpikir panjang. Namun, Islam mengajarkan bahwa dalam beberapa situasi, tak bersuara lebih baik daripada berbicara. Diam bukanlah tanda kelemahan alias ketidakpedulian, melainkan sebuah corak kekuatan yangg bisa mendatangkan pahala andaikan digunakan dengan bijaksana.

Sebaliknya, berbincang dengan penuh pertimbangan dapat mengangkat derajat seseorang dan memberi faedah baik bagi dirinya maupun orang lain. Dalam tulisan ini, kita bakal membahas gimana tak bersuara bisa berpahala, dan gimana berbincang bisa membawa makna yangg mendalam.

Keutamaan Diam dalam Islam

Dalam banyak kesempatan, tak bersuara dianggap lebih mulia daripada berbicara, terutama jika perkataan yangg keluar tidak membawa kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَإِذَا رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِىٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِۦ ۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلَّشَّيْطَٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ ٱلذِّكْرَىٰ مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Dan jika Anda memandang mereka memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka berpalinglah dari mereka hingga mereka memasuki pembicaraan yangg lain.” (QS. Al-An’am: 68)

Ayat ini menunjukkan bahwa dalam beberapa situasi, lebih baik kita menjauh dari perdebatan yangg tidak berfaedah dan memilih untuk diam. Rasulullah SAW pun bersabda:

Barang siapa yangg beragama kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia berbicara yangg baik alias diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa tak bersuara bukan berfaedah pasif, melainkan pilihan bijak yangg bisa mendatangkan kedamaian dan menghindarkan kita dari perkataan yangg buruk.

Diam yangg Mendatangkan Pahala

Diam dalam Islam, jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan niat yangg baik, dapat mendatangkan pahala yangg besar. Dalam tulisan yangg diterbitkan di Muslim.or.id, disebutkan bahwa memilih tak bersuara dalam situasi yangg penuh perdebatan bisa menghindarkan kita dari keburukan dan mendatangkan kedamaian. Bahkan dalam beberapa kondisi, tak bersuara dianggap lebih utama daripada berbicara. Dalam konteks ini, tak bersuara bukanlah corak pasivitas, melainkan pilihan bijak yangg menjaga hubungan antar sesama dan menyelamatkan kita dari dosa.

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya tak bersuara dalam situasi yangg tidak menguntungkan. Dalam sebuah sabda yangg diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, beliau bersabda:

Jika seseorang tak bersuara lantaran takut kepada Allah, maka Allah bakal mengangkat derajatnya.”

Diam yangg dilandasi kesadaran untuk menjaga adab dan menghindari perkataan jelek bakal mendatangkan keberkahan dan kemuliaan, baik di bumi maupun di akhirat.

Bicara yangg Bermakna

Meski tak bersuara itu penuh manfaat, Islam juga mengajarkan kita untuk berbincang dengan baik jika perkataan kita dapat memberi manfaat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya seseorang berbincang tanpa memikirkan kata-katanya, dia bakal jatuh ke dalam neraka lebih dalam dari jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh lantaran itu, kita kudu berhati-hati dalam berbicara, menjaga kata-kata, dan menghindari pembicaraan yangg bisa menimbulkan permusuhan alias keburukan. Sebaliknya, berbicaralah dengan penuh hikmah dan nasihat yangg bermanfaat. Berbicara dengan hikmah adalah salah satu langkah untuk menghindarkan diri dari dosa dan memberikan faedah bagi banyak orang.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yangg lebih baik.'”. (QS. Al-Isra: 53)

Kata-kata yangg baik adalah kata-kata yangg mengarah pada kebaikan, memberikan ketenangan, dan mendatangkan pahala. Berkata yangg baik bisa menyelamatkan seseorang dari keburukan dan membawa keberkahan dalam kehidupan.

Mencapai Keseimbangan

Islam mengajarkan kita untuk selalu menyeimbangkan antara tak bersuara dan berbicara. Diam ketika tidak ada yangg baik untuk dikatakan, dan berbincang ketika kata-kata kita bisa membawa manfaat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pilihan untuk berbincang alias diam. Oleh lantaran itu, kita perlu menguasai seni berbincang dengan bijak dan seni tak bersuara yangg penuh pengendalian diri.

Diam yangg tidak tepat bisa membikin kita terjebak dalam kesendirian alias menjauhkan diri dari orang lain, sementara berbincang yangg tidak hati-hati bisa menjerumuskan kita dalam keburukan. Oleh lantaran itu, kita perlu memilih waktu yangg tepat untuk tak bersuara dan waktu yangg tepat untuk berbicara. Dalam kedua kondisi ini, kunci utama adalah niat dan kesadaran dalam setiap tindakan kita.

Diam yangg berpahala dan bicara yangg berarti adalah dua perihal yangg perlu kita jaga dengan hati-hati. Dalam beberapa kondisi, tak bersuara bisa lebih berbobot daripada berbicara, dan dalam situasi lain, berbincang dengan bijak bisa membawa banyak manfaat.

Marilah kita menjadi pribadi yangg selalu memilih untuk berbicara yangg baik alias diam, lantaran dalam kedua pilihan itu terdapat kebaikan dan pahala besar dari Allah SWT. (*)

Untuk mendapatkan pembaruan sigap silakan berlangganan di Google News

-->
Sumber majelistabligh.id
majelistabligh.id