SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Cerita perjalanan 12 siswa terdiri dari siswa kelas 4,5, dan 6 international Students Exchange SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) ke Jepang tetap menarik dibahas. Apalagi belakangan buletin perjalanan bocil-bocil sekolah Indonesia piknik di Jepang menjadi viral.
Sebenarnya, perjalanan ke Jepang memerlukan waktu satu hari. Berangkat naik pesawat terbang hari Jumat, 3 Juni 2023, pukul 08.00 dari Juanda International Airport (T2) transit ke Hongkong, lampau tiba di Haneda International Airport, Tokyo pukul 21.00 (waktu Tokyo). Rombongan berbayar berdikari dari siswa ini ke Jepang didampingi Edy Susanto MPd, Kepala SD Mudipat. Agenda di Jepang selama 9 hari, berhujung 11 Juni 2023.
Nah, ceritanya 12 siswa Mudipat akhirnya tercapai keinginannya untuk mengunjungi negara yangg terkenal dengan budaya bersih, disiplin, tertib, dan berdikari dapat terwujud. Hal tersebut tidak lepas dari peran orangtua yangg berambisi anaknya bisa mencontoh karakter orang Jepang yangg mempunyai semangat belajar dan etos kerja yangg tinggi.
Muhammad Al Fatih Morakawira, salah satu peserta Istudex dari kelas 5 itu merasa sangat berterima kasih diberi kesempatan oleh kedua orang tuanya berangkat ke Jepang berbareng teman-temannya”. Saya sangat senang dan bangga bisa belajar di beberapa sekolah di Jepang. Mereka sangat ramah dan baik hati”. Jelas anak yangg mempunyai kegemaran basket ini.
Tak beda dengan temannya, Arvin Arkananta K. (kelas 4 Cambridge International Program) merasa sangat senang bisa belajar dan bermain bersama”. “Saya baru berjumpa dengan anak-anak Mito Eiko Elementary School of Japan tapi rasanya seperti berjumpa dengan kawan lama”.
Ditanya hambatan apa yangg dihadapi pada saat berkomunikasi dengan siswa Jepang, siswa yangg mempunyai kegemaran bermain sepak bola itu menjawab, “saya bisa sedikit berkata Jepang. Namun sesekali saya menggunakan bahasa Inggris. Mereka mengerti apa yangg saya sampaikan,” katanya.
Setelah belajar berbareng di ruang kelas. Ada tawaran dari beberapa siswa Jepang untuk bermain sepak bola. Salah satu peserta, Aldi bertanya kepada Ustadz Edy, sapaan berkawan Edy Susanto, yangg menjadi pendamping tunggal Istudex Jepang itu.
“Pak Edy, apakah saya boleh bermain sepak bola berbareng mereka (Siswa Mito Eiko Elementary School)?” tanya Aldi. Dijawab Ustadz Edy agar siswa Mudipat sabar menunggu.
Tak lama kemudian salah satu pembimbing dari sekolah tersebut menyilahkan anak-anak Mudipat bermain di lapangan sepak bola. Spontan anak laki-laki dan wanita dari kedua sekolah Mito Eiko dan Mudipat berlari menuju lapangan sepak bola yangg tak jauh dari ruang belajar. (ES/Mul)