WARTAMU.ID, Humaniora – “Budaya adalah seni yang diangkat menjadi seperangkat keyakinan” ~ Thomas Wolfe.
Budaya merupakan suatu adat yang sudah menjadi kebiasaan dari suatu kelompok masyarakat. Budaya sendiri terbentuk oleh masyarakat, dan dapat berubah sesuai dengan Penerimaan masyarakat tersebut . Namun apakah generasi muda sekarang ini benar-benar memahami dan peduli terhadap pentingnya melestarikan budaya?
Di era modern seperti sekarang ini banyak sekali budaya-budaya yang sudah tersingkirkan bahkan terlupakan. Di jawa barat sendiri terdapat beberapa daerah yang masih bisa mempertahankan budayanya salah satunya di desa sigong dengan babarit sebagai tradisinya yang masih ada sampai saat ini.
apa itu babarit?
Babarit merupakan suatu tradisi turun temurun yang berasal dari adat sunda yang memiliki arti menghilangkan kesusahan. Babarit biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap kemakmuran desa dan hasil panen yang melimpah. Tetapi, dibeberapa daerah babarit juga dilakukan dengan tujuan sebagai pencegah musibah dan segala macam marabahaya bagi daerah tersebut.
Prosesinya seperti apa? Di beberapa daerah, tradisi ini memiliki prosesi yang berbeda-beda ada yang iring-iringan membawa hasil bumi mengelilingi desa dengan pakaian adat, ada yang melaksanakan pesta bersama warga desa, dan ada juga yang melakukan selametan lalu setelahnya memakan tumpeng dan bakakak ayam yang sudah disiapkan bersama-sama . Biasanya tradisi ini diadakan 1 tahun sekali di bulan-bulan tertentu seperti Muharram, dan mulud pada hari dan juga tempat yang sama setiap tahunnya.
Remaja Modern di era sekarang ini, dimana banyak remaja modern yang kurang peduli terhadap budaya tradisional nenek moyang. Dari banyaknya budaya baru yang muncul di Indonesia membuat para remaja mungkin hanya sekedar mengikuti tradisi babarit sebagai rutinitas tahunan tanpa memahami atau menghargai makna dibalik tradisi tersebut. Bagi Sebagian remaja yang mengikuti tradisi tersebut hanya sekedar menjadikannya sebuah acara seremonial yang diikuti karena tekanan sosial atau keharusan, bukan rasa bangga dari diri remaja tersebut terhadap warisan budayanya.
Pentingnya melestarikan budaya di era integer bagi remaja modern
Penting untuk diingat bahwa budaya tidak hanya berfungsi sebagai perayaan atau hiburan belaka, tetapi juga sebagai identitas dan akar dari sebuah komunitas. Melestarikan budaya lokal seperti babarit bukanlah sekadar tugas pemerintah atau kaum tua, tetapi juga tanggung jawab generasi muda sebagai pewarisnya. Dengan memahami dan menghargai tradisi nenek moyang mereka, generasi muda dapat memastikan bahwa warisan budaya berharga ini tetap hidup dan terus berkembang di tengah arus modernisasi yang terus berubah. Teknologi dan net memberikan level yang luas bagi penyebaran dan pemahaman akan budaya-budaya lokal. Melalui media sosial, blog, dan level lainnya, generasi muda dapat berbagi cerita, foto, dan pengetahuan tentang babarit dengan cara yang menarik dan relevan bagi teman sebaya mereka. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal, tetapi juga dapat memperluas pemahaman world tentang keragaman budaya Indonesia secara keseluruhan.
Budaya babarit, dengan semua ritual dan makna yang terkandung di dalamnya, bukanlah sekedar tradisi seremonial yang harus dipatuhi tanpa pertanyaan. Ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya yang harus dijaga dan diteruskan ke generasi mendatang. Dengan menghargai dan memahami lebih dalam tentang babarit, kita tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang kita, tetapi juga memperkaya identitas kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya.
Oleh : Sisilia Setianingsih (2200030074)
Komunikasi Visual B, Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
Dibaca: 2,391