Oleh: Fathan Faris Saputro, personil MPI PCM Solokuro Lamongan
Matahari baru saja tenggelam ketika Raka melangkah perlahan menuju rumahnya. Di tengah perjalanan, dia merasakan beban berat di pundaknya—beban kegagalan yangg baru saja dia alami.
Setiap langkah terasa berat, seolah-olah bumi telah menghukumnya dengan kegagalan yangg begitu menyakitkan. Impian yangg dia bangun selama bertahun-tahun runtuh dalam sekejap, dan hatinya terasa hampa.
Raka terkenang momen di mana dia berdiri di depan banyak orang, penuh percaya diri. Saat itu, dia percaya presentasinya bakal mengubah nasib perusahaannya yangg sedang terpuruk.
Namun, semuanya tak melangkah sesuai rencana, dan apa yangg dia hadapi adalah penolakan besar-besaran. Kegagalan itu menyisakan rasa malu yangg mendalam, seakan bumi menertawakan usahanya yangg sia-sia.
Sesampainya di rumah, Raka duduk termenung di ruang tamu, merenungi semua yangg telah terjadi. Ia merasa hancur, namun di kembali rasa sakit itu, ada bunyi mini dalam hatinya yangg berkata, “Ini belum akhir.”
Meski berat, dia tahu bahwa kegagalan ini adalah bagian dari perjalanan, bukan titik akhir. Namun, untuk berdiri lagi, dia kudu menghadapi rasa takutnya sendiri.
Hari demi hari berlalu, dan Raka memutuskan untuk tak terus-menerus meratapi kegagalannya. Ia mulai membaca buku-buku motivasi, mencari inspirasi dari kisah-kisah orang-orang yangg juga pernah jatuh.
Setiap kisah memberi Raka angan baru, bahwa kegagalan hanyalah batu loncatan menuju kesuksesan. Ia mulai memahami bahwa jatuh adalah kesempatan untuk belajar, bukan argumen untuk berhenti.
Perlahan, Raka kembali ke meja kerjanya, merencanakan langkah baru dengan lebih hati-hati. Ia menganalisis kesalahan yangg terjadi, mengambil pelajaran dari kegagalan sebelumnya.
Rasa takut tetap ada, namun dia memilih untuk bergerak maju daripada terjebak dalam rasa takut itu. Keberanian untuk bangkit kembali mulai tumbuh di hatinya.
Beberapa bulan kemudian, Raka kembali menghadapi tantangan yangg serupa, namun kali ini dia lebih siap. Presentasi kedua yangg dia lakukan melangkah jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Meski belum sempurna, kali ini dia mendapatkan respon positif dari audiensnya. Dengan senyuman di wajahnya, dia menyadari bahwa jatuh bukanlah perihal yangg memalukan, melainkan kesempatan untuk tumbuh lebih kuat.
Kegagalan telah mengajarinya banyak perihal tentang ketangguhan, kesabaran, dan kebijaksanaan. Raka mulai percaya bahwa setiap orang pasti pernah terjatuh, tetapi yangg membedakan mereka adalah gimana mereka memilih untuk bangkit kembali.
Kini, dia berdiri lebih kokoh, dengan tekad yangg lebih besar daripada sebelumnya. Baginya, jatuh bukanlah akhir dari segalanya—itu hanyalah awal dari perjalanan yangg baru.
Perjalanan Raka tidak berakhir di situ. Setelah sukses bangkit dari kegagalan, dia terus mengasah kemampuannya, lebih konsentrasi pada perbaikan diri.
Ia mulai mencari mentor yangg lebih berilmu untuk membantunya menavigasi tantangan di bumi bisnis. Setiap nasihat yangg dia terima memperkuat keyakinannya bahwa kegagalan adalah bagian dari kesuksesan yangg sejati.
Setiap pagi, Raka bangun dengan semangat baru, memulai harinya dengan rasa optimis yangg kuat. Ia belajar untuk tidak lagi memandang kegagalan sebagai momok yangg menakutkan, melainkan sebagai sahabat yangg menuntunnya ke arah yangg benar.
Di setiap proyek yangg dia tangani, dia lebih teliti dan sabar, memastikan bahwa setiap langkahnya adalah hasil dari proses pembelajaran yangg panjang. Walaupun tak semua melangkah sempurna, dia terus melangkah dengan penuh kepercayaan diri.
Setahun setelah jatuhnya proyek pertama, Raka sukses meluncurkan sebuah proyek baru yangg disambut dengan antusiasme besar. Pengalamannya terjatuh dulu telah memberinya wawasan lebih dalam, membuatnya lebih siap menghadapi tantangan dan kritik.
Ia tak lagi mudah terpengaruh oleh komentar negatif alias kegagalan mini yangg mungkin datang. Kekuatan mentalnya telah terasah dengan baik, dan dia sekarang bisa menghadapi angin besar tanpa goyah.
Pada akhirnya, Raka menyadari bahwa berdiri lagi setelah jatuh adalah proses yangg tak hanya menguatkan fisik, tetapi juga jiwa. Ia menemukan kedamaian dalam perjalanannya, menikmati setiap fase, baik saat naik maupun saat terjatuh.
Kini, dia berdiri sebagai pribadi yangg lebih matang, yangg tak lagi takut pada kegagalan, lantaran dia tahu bahwa setiap kejatuhan adalah kesempatan untuk berdiri lebih kokoh. Bagi Raka, hidup adalah tentang terus bangkit, apapun yangg terjadi. (*)