1 minggu yang lalu
ketua BPH PoltekMu Makassar, Arifuddin Ahmad. (Sumber foto: ZH)KHITTAH.CO, MAKASSAR – Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Politeknik Muhammadiyah (PoltekMu) Makassar, Arifuddin Ahmad menekankan, mahasiswa dan alumni kudu mengaktualisasikan diri untuk mengambil peran di tengah masyarakat dengan pandai adaptif.
Terlebih, di era Internet of Things seperti kini. Jangan sampai, mahasiswa dan alumni PoltekMu malah terombang-ambing dalam ketidakjelasan.
Terlebih lagi, lantaran itu juga menjadi tema baitul arqam mahasiswa PoltekMu Makassar yangg dihelat pada Jumat-Sabtu, 29-30 November 2024 di Hotel Horison Ultima.
Diketahui, baitul arqam merupakan pengaderan wajib bagi mahasiswa Politeknik Muhammadiyah Makassar sebelum diyudisium.
Selanjutnya, Arifuddin juga menegaskan, sebagai manusia yangg beragama, terlebih terdidik sebagai mahasiswa mahasiswa Muhammadiyah, pegangan utama untuk menjadi bekal untuk mengambil peran adalah konsistensi dalam beribadah.
Tidak hanya itu, Guru Besar Ilmu Hadis itu menambahkan, perihal terpenting juga adalah tradisi iqra (membaca). Membaca tidak cukup hanya materi kuliah.
“Kita lihat, sekarang, Sarjana Teknik, Insinyur yangg jadi pemimpin politik, bukan yangg sarjana politik,” ungkap dia tersenyum saat memberikan sambutan dalam pembukaan baitul arqam mahasiswa PoltekMu.
Ia melanjutkan, kreativitas, inovasi, sikap kritis, dan keahlian analisis juga kudu terus diupayakan dengan terus mengeksplorasi. Hari ini, perubahan menuju kemajuan bergerak cepat.
“Hari ini kita belajar inovasi dari Jepang, belum selesai kita pelajari penemuan ini, besok, China bikin penemuan teknologi yangg lebih dahsyat lagi,” kata dia.
Jika semua bekal tersebut sudah dimiliki, dia meyakini bahwa mahasiswa dan alumni PoltekMu setelah yudisium tidak lagi memusingi materai untuk surat lamaran kerja.
Tidak hanya itu, Arifuddin Ahmad juga mengamanahkan kepada peserta baitul arqam sebagai calon alumni untuk menjaga nama baik almamater.
“Nama baik Politeknik Muhammadiyah Makassar kudu dijaga dan tidak boleh dilupakan, lantaran almamater itu adalah ibu akademik, orang tua kalian,” tegas dia.
Sebagai upaya untuk menjaga nama baik almamater, salah satunya dengan membawa dan menyebarluaskan visi Persyarikatan Muhammadiyah di tengah masyarakat.
“Bawalah visi Muhammadiyah, sebagian saja jika tidak bisa semuanya, meski mungkin kalian berbeda keyakinan,” tandas Arif.
Post Views: 10
English (US) · 
Indonesian (ID) · 