Apa Perbedaan Rezeki dan Transferan Gaji ? Berikut Penjelasan Bendahara Umum PP Muhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hilman Latief menuturkan bahwa, transferan penghasilan dan saldo di rekening nan jumlahnya melimpah, mobil nan berbanjar di parkiran rumah itu bukan rezeki jika pemilik tidak alias belum menggunakannya.

Menurutnya, konsep rezeki dalam Islam sudah jelas, ialah apapun nan diberikan Allah dan nan menerima itu bisa menikmatinya itu merupakan rizki. Maka, sebanyak apapun duit dan kekayaan lain nan melimpah, jika tidak alias belum digunakan itu bukan rezeki.

Demikian disampaikan Hilman pada, Rabu (15/3) di aktivitas Tarhib Ramadan 1444 H nan diselenggarakan oleh Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Dirjen Haji dan Umroh ini menuturkan, transferan penghasilan itu juga belum tentu rizki.

“Karena nan disebut rezeki itu sesuatu nan kita nikmati. Kalau menerima bingkisan, menerima transferan, rumah besar, mobil banyak jika tidak digunakan oleh bapak alias ibu, maka itu menjadi rezeki orang lain.” Ungkap Hilman.

Namun demikian, nan paling krusial menurut Hilman adalah angan dan pengharapan kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan rizki nan baik dan halal. Karena untuk apa transferan penghasilan nan menumpuk di tabungan jika itu tidak baik dan halal, baik dari langkah mendapatkan dan membelanjakan.

Sementara itu, menyambut bulan Ramadan nan sejenak lagi datang, Hilman membujuk agar umat muslim menyambutnya dengan gembira. Menyambut bulan Ramadan dengan gembira, sebagaimana nan dianjurkan dan ditradisikan dalam Islam.

Menjelang datangnya bulan Ramadan, banyak perihal nan kudu disiapkan, lebih-lebih bentuk dan hati. Sebab, di antara lima perintah nan ada dalam Rukun Islam, puasa ini menjadi ibadah nan berat untuk dijalankan oleh seorang mukmin, lebih-lebih bagi mereka nan kadar keimanannya rencah.

Namun demikian, muslim nan bisa merasakan Puasa Ramadan kudu tetap bersyukur. Hilman menganalogikan, bahwa keagamaan seorang muslim bakal turun alias mendekati lenyap ‘lowbat’, dan Ramadan ini adalah kesempatan untuk mengisi alias mencharger daya ketaatan kembali.

Hits: 1

-->
Sumber Muhammadiyah
Muhammadiyah