Amalan Utama dan Kisah Orang Saleh yang Dirindukan Surga - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Amalan Utama dan Kisah Orang Saleh yangg Dirindukan SurgaIlustrasi Uwais Al Qarni.(freepik/paansaeng)

Abdullah bin Mas’ud berkata:

سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم، قلت: يا رسول الله أي العمل أفضل؟ قال: الصلاة على ميقاتها. قلت: ثم أيُّ؟ قال: ثم بر الوالدين. قلت: ثم أيُّ؟ قال: الجهادفي سبيل الله. فسكت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ولو استزدته لزادني. (متفق عليه)

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: Wahai Rasulullah, kebaikan apa yangg paling utama?

Beliau menjawab: salat pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian berkhidmat kepada kedua orang tua.

Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian jihad di jalan Allah.

Lalu saya pun tak bersuara (tidak bertanya) kepada Rasulullah lagi, dan sekiranya saya bertanya lagi, niscaya beliau bakal menjawabnya.”

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ

“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, alias kalian bisa menjaganya. (HR. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, dan Ibn Majah 3794).

Amalan yangg paling mulia adalah salat pada waktunya, di mana saat azan bergema saat itu kita bergegas untuk melaksanakannya bukan malah mengulur-ulur waktu.

Kemudian berkhidmat kepada orang tua dengan langkah tidak menyakiti hatinya dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya, lantaran rida orang tua rida Allah.

Yang terakhir jihad di jalan Allah SWT, di mana melakukan segala perintah dan menjauhi segala larangan dengan itu kita dapat berada di jalan Allah SWT ialah jalan kebenaran.

Kisah yangg menarik tentang seorang anak yangg berkhidmat kepada orang tua. Namanya, Uwais bin ‘Amir Al Qarni. Seorang Muslim asal Yaman, yangg hidup pada era Nabi Muhammad tapi tidak sempat berjumpa Nabi.

Meski tidak termasuk sahabat Nabi, dia merupakan orang saleh yangg dirindukan surga dan terkenal di langit.

Hal itu disebabkan oleh kisah Uwais Al Qarni, yangg sebagian besar hidupnya dijalani untuk berkhidmat kepada sang ibu yangg lumpuh dan buta.

Berikut Kisahnya:

Dari Usair bin Jabir, dia berkata, “Umar bin Al Khattab ketika didatangi oleh serombongan pasukan dari Yaman, dia bertanya, “Apakah di tengah-tengah kalian ada yangg berjulukan ‘Uwais bin ‘Amir?” Sampai ‘‘Umar mendatangi ‘‘Uwais dan bertanya, “Benar engkau adalah ‘Uwais bin ‘Amir?”

‘Uwais menjawab, “Iya, benar.”

‘Umar bertanya lagi, “Benar engkau dari Murod dari Qarn?”

‘Uwais menjawab, “Iya.”

‘Umar bertanya lagi, “Benar engkau dulu mempunyai penyakit kulit lantas sembuh selain sebesar satu dirham?”

‘Uwais menjawab, “Iya.”

‘Umar bertanya lagi, “ Benar engkau punya seorang ibu?”

‘Uwais menjawab, “Iya.”

‘Umar berkata, “Aku sendiri pernah mendengar Rasulullah berfirman : “Nanti bakal datang seseorang berjulukan ‘Uwais bin ‘Amir berbareng serombongan pasukan dari Yaman. Ia berasal dari Murod kemudian dari Qarn.

Ia mempunyai penyakit kulit kemudian sembuh darinya selain bagian satu dirham. Ia punya seorang ibu dan sangat berkhidmat padanya.

Seandainya dia mau berjanji pada Allah, maka bakal diperkenankan yangg dia pinta. Jika engkau bisa agar dia meminta pada Allah agar engkau diampuni, mintalah padanya.”

‘Umar pun berkata, “Mintalah pada Allah untuk mengampuniku.” Kemudian ‘Uwais mendoakan ‘Umar dengan meminta pembebasan pada Allah.

‘Umar pun bertanya pada ‘Uwais, “Engkau hendak ke mana?”

‘Uwais menjawab, “Ke Kufah.”

‘Umar pun mengatakan pada ‘Uwais, “Bagaimana jika saya menulis surat kepada penanggung jawab di negeri Kufah agar membantumu?”

‘Uwais menjawab, “Aku lebih suka menjadi orang yangg lemah (miskin).”

Tahun berikutnya, ada seseorang dari kalangan terhormat dari mereka pergi berhaji dan dia berjumpa ‘‘Umar. ‘Umar pun bertanya tentang ‘Uwais.

Orang yangg terhormat tersebut menjawab, “Aku tinggalkan ‘Uwais dalam keadaan rumahnya miskin dan barang-barangnya sedikit.”

‘Umar pun mengatakan sabda Rasulullah, “Nanti bakal datang seseorang berjulukan ‘Uwais bin ‘Amir berbareng serombongan pasukan dari Yaman.

Ia berasal dari Murod kemudian dari Qarn. Ia mempunyai penyakit kulit kemudian sembuh darinya selain bagian satu dirham. Ia punya seorang ibu dan sangat berkhidmat padanya.

Seandainya dia mau berjanji pada Allah, maka bakal diperkenankan yangg dia pinta. Jika engkau bisa agar dia meminta pada Allah agar engkau diampuni, mintalah padanya.”

Orang yangg terhormat itu pun mendatangi ‘Uwais, dia pun eminta pada ‘Uwais, “Mintalah pembebasan pada Allah untukku.”

‘Uwais menjawab, “Bukankah engkau baru saja pulang dari safar yangg baik (yaitu haji), mintalah pembebasan pada Allah untukku.”

Orang itu mengatakan pada ‘Uwais, “Bukankah engkau telah berjumpa ‘Umar?”

‘Uwais menjawab, “Iya benar.” ‘Uwais pun memintakan pembebasan pada Allah untuknya.

Orang lain pun tahu bakal keistimewaan ‘Uwais. Lantaran itu, dia mengasingkan diri menjauh dari manusia.” (HR. Muslim). (*)

-->
Sumber majelistabligh.id
majelistabligh.id