Ramadan telah berakhir. Banyak kenangan selama bulan suci ini. Kaum muslim di beragam tempat dengan penuh semangat beragama puasa, salat tarawih, membaca Alquran, infak semakin semarak, dan amalan-amalan lainnya.
Umat Islam yangg menjalani ibadah Ramadan banyak berambisi semoga ibadah baik selama Ramadan ini diterima Allah.
Bulan Ramadan seperti wisudawan di suatu kampus. Segenap kaum beragama ditempa dengan ujian yangg nyaris sama. Setelah melewati fase wisuda, ujian sesungguhnya berlangsung.
Apakah selama di kampus Ramadan, umat Islam dapat meneruskan amalan-amalan terbaik alias malah meninggalkannya?
Tidak semua wisudawan setelah selesai diwisuda itu sukses di dalam kehidupannya, di tengah-tengah masyarakatnya, dipastikan hanya wisudawan yangg bisa menjaga, memelihara dan mengembangkan ilmunya saja yangg bakal sukses itu.
Begitu juga kita di bulan Ramadan itu telah dididik, dilatih, dan diberikan contoh oleh Nabi Saw untuk mengikuti mata kuliah puasa, tarawih, tadarus Alquran, zakat, infak, sedekah.
Apakah bakal menjadi lulusan terbaik alias tidak? Maka bakal sangat berjuntai pada gimana kita bisa menjaga, memelihara, mengembangkan ibadah Ramadan itu di sebelas bulan yangg bakal datang.
Dalam rangka memelihara semangat Ramadan, umat Islam dapat melakukan puasa sunah seperti Puasa Syawal, Puasa Dawud, Puasa Senin dan Kamis, dan lain-lain.
Amalan sunah ini agar bisa mengontrol jiwa seorang hamba agar tidak terjebak pada laku aktivitas yangg merugikan orang lain seperti berbohong, menghina, memfitnah, gibah, dan lain-lain.
Dalam sabda disebutkan: “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan kotor.” (HR. Ibnu Majah).
Selain itu, jika selama Ramadan telah terbiasa salat tarawih, maka dapat dilanjutkan dengan sembahyang tahajud.
Dalam Alquran disebutkan: “Dan pada sebahagian malam ari salat tahajudlah Anda sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Allah mengangkat Anda ke tempat terpuji” (QS. Al Isra: 79).
Aktivitas tadarus Alquran yangg selama Ramadan rutin dilakukan dapat diteruskan lantaran mempunyai segudang keutamaan.
Selain membaca, umat Islam juga diperkenankan untuk mempelajari tafsir Alquran yangg telah ditulis para ustadz seperti Tafsir At Tanwir, Tafsir Al Azhar, dan Tafsir Al Misbah.
Pembacaan Alquran melalui kitab-kitab tafsir agar lebih dalam memahami kitab suci yangg diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ini dan mengetahui perihal karena turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.
Saat Ramadan umat Islam diwajibkan menunaikan zakat. Amalan ini dapat diteruskan dengan infak dan sedekah.
Dengan menyerahkan infak dan sedekah, orang beragama bakal selalu bersih jiwa dan raganya, dan membantu mereka yangg kesulitan. Lebih dari itu, pahala infak bakal terus mengalir meski ajal telah menjemput.
Jika seluruh penduduk Muhammadiyah bisa melanjutkan tradisi ibadah terbaik saat Ramadan, maka kita bukan hanya bakal farhatun inda liqai rabbihi (bahagia di samping Allah), tapi juga bakal farhatun inda dunyaihi (bahagia di dunia). (*)
(Disarikan dari pidato Jamjam Erawan dalam Gerakan Subuh Mengaji, 27 April 2023).