Abdul Mu’ti : Pemimpin Harus Berani Tidak Populer - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Popularitas saat ini menjadi buruan bagi banyak pemimpin alias calon pemimpin, bakal tetapi menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menjadi seorang pemimpin juga kudu siap dengan ketidak populeran.

Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini menjelaskan, setiap kebijakan yangg dikeluarkan alias dibuat oleh seorang pemimpin mesti mempunyai resistensi. Bahkan kebijakan yangg dibuat oleh Nabi Muhammad SAW pun tetap dipertanyakan – lihat sejarah pengangkatan Panglima Perang Usamah bin Zaid yangg tetap muda, padahal saat itu ada Khalid bin Walid.

“Tapi begitu keputusan sudah diambil, azam kita sudah bulat, maka apapun resikonya, apapun yangg terjadi itu kudu kita laksanakan dan inilah yangg menurut saya menjadi bagian krusial dari seorang pemimpin, ialah menjadi pemandu.” Ungkap Mu’ti pada, (27/5) dalam Pengukuhan PDM dan PDA Kabupaten Tegal.

“Pimpinan itu kudu berani mengambil langkah yangg tidak populer. Dia mungkin tidak disukai orang dengan kebijakannya itu, tetapi ketika dia percaya itu adalah keputusan yangg terbaik. Ketika dia percaya bahwa itu adalah hasil musyawarah maka Qur’an mengingatkan faidza azamta fatawakkal alallah.” imbuhnya.

“Karena tidak semua kebijakan itu menyenangkan semua pihak, jika kita mengambil sebuah kebijakan baru, itu mesti ada orang yangg resisten ketika dia merasa tidak diuntungkan oleh kebijakan baru tersebut.” Imbuhnya.

Mu’ti juga menjelaskan, bahwa kepemimpinan sebagai pihak otoritatif berbeda dengan otoriter. Selain itu di bumi disruptif, pemimpin kudu mempunyai leadership agility, yaitu pemimpin yangg mempunyai keahlian beradaptasi, yangg menyesuaikan perubahan-perubahan, serta mempunyai kepintaran untuk menangkap arah perubahan itu.

“Perubahan-perubahan itu mesti terjadi dan perubahan-perubahan itu tidak bisa kita selesaikan dengan formula yangg sama, lantaran setiap peristiwa tentu mempunyai konteks dan mempunyai latar yangg berbeda-beda.” Kata Mu’ti.

Dengan demikian, maka agility juga kudu disertai dengan kreativitas. Mu’ti menyebut, bahwa produktivitas tidak selalu mahal, produktivitas bisa dilakukan dengan langkah sederhana tetapi mining full. Kreativitas itu bisa dilakukan dengan cara-cara yangg sederhana tetapi bisa membikin perihal yangg besar dan luas biasa.

Berangkat dari pemahaman seperti itu, maka semestinya ketua di Persyarikatan Muhammadiyah tidak boleh mudah puas dengan segala capaian yangg sukses diraih sekarang. Mengingat perubahan yangg begitu sigap dan dinamis, maka dibutuhkan produktivitas untuk menyikapi segala corak perubahan yangg terjadi.

Hits: 0

-->
Sumber Muhammadiyah
Muhammadiyah