MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Menanggapi persoalan tentang penerimaan seni dan budaya di penduduk Persyarikatan Muhammadiyah nan kadang tetap ada perbedaan, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP), Abdul Mu’ti membujuk untuk kembali merujuk pada Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah, dan secara nyata membikin wadah bagi pelaku seni dan budaya Muhammadiyah.
Dalam aktivitas Konsolidasi Majelis, Lembaga dan Biro PP Muhammadiyah, Ahad (12/3), Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa, dalam Putusan Tarjih tentang seni dan budaya hukumnya mubah, bukan haram. Akan tetapi, meski sudah ada putusan tersebut, penduduk Persyarikatan Muhammadiyah di akar rumput kadang tetap ada nan mempersoalkan praktek seni dan budaya dalam kaitannya dengan dakwah Muhammadiyah.
Padahal, imbuh Mu’ti, seni dan budaya dalam kehidupan manusia merupakan instrumen nan tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Muhammadiyah alias tokoh maupun kader Muhammadiyah juga kerap menjadi pelopor pelaku seni dan budaya nan berbasis kepercayaan Islam di Indonesia. Termasuk dalam olahraga, seperti sepakbola dan pencak silat.
Anak-anak muda Muhammadiyah saat ini juga banyak mengisi panggung seni nan sedang digandrungi oleh kaula mudah, seperti contohnya pada panggung stand up comedy. Sebut saja Dzawin Nur Ikram nan aktif menjadi kader IMM Ciputat, Abdurrahim Arsyad alumni Universitas Muhammadiyah Malang, Mamat Alkatiri alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, termasuk juga Yusril Fahriza nan apalagi sejak pendidikan Kanak-kanak sampai perguruan tinggi dia selesaikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah.
“Anak-anak kita ini kudu kita beri wadah untuk mereka berekspresi,” imbuhnya.
Mu’ti menjelaskan, bahwa dakwah saat ini bisa melalui banyak cara, termasuk cara-cara terkenal nan digemari oleh anak-anak muda. Selain itu, dakwah melalui stand up comedy juga berisi materi-materi nan pandai namun jenaka nan bisa digunakan untuk mengkritik tanpa menyakiti.
Sementara itu dalam kesempatan nan berbeda, Anggota Lembaga Seni dan Budaya PP Muhammadiyah nan juga Seniman, Jumaldi Alfi menuturkan bahwa gejolak atas perdebatan tentang seni dan budaya nan terjadi di Muhammadiyah lebih disebabkan kurangnya membaca rujukan dari Majelis Tarjih Muhammadiyah.
Hits: 0