Majelis Tabligh – Sesungguhnya puasa Ramadhan itu mempunyai etika sebagai penyempurna ibadah. Ada empat etika nan wajib dijaga dan diperhatikan oleh orang nan berpuasa.
Adab pertama adalah orang nan berpuasa wajib menjaga shalatnya. Baik shalat sunnah, apalagi nan fardlu. Jangan sampai orang nan berpuasa, kemudian kendur dalam shalat, baik waktu maupun langkah shalat.
Allah SWT berfiman, nan artinya: “Maka celakalah orang nan shalat, (yaitu) orang orang nan lalai terhadap shalatnya” (QS Al Ma’un: 3-5).
Kedua, orang nan berpuasa wajib menjauhi perkara nan diharamkan Allah SWT, baik perkataan maupun perbuatan. Semisal, tidak boleh berdusta. Salah satunya tidak boleh memberi berita nan tidak sesuai dengan kenyataannya.
*إياكم والكذب فإن الكذب يهدي الي الفجور، الحديث : متفق عليه*
“Berhati hatilah kalian dari perkara dusta, lantaran sesungguhnya bohong itu mengarah kepada kemaksiatan”.
Ketiga, orang nan berpuasa wajib menjauhi perkara ghibah, ialah menggunjing dan membahas kejelekan saudaranya. Suka membukakan kejelekan sesama, kesana kemari menceritakan keburukannya.
*ولا يغتب بعضكم بعضا، ايحب احدكم ان يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه، الحجرات : ١٢*
“Dan janganlah sebahagian Anda menggunjing sebahagian nan lain. Sukakah salah seorang di antara Anda menyantap buntang saudaranya? Maka tentulah Anda merasa jijik”.
Terakhir, keempat adalah orang nan berpuasa juga wajib menjauhi perkara namiimah, ialah memindahkan omongan orang, kepada orang lain, agar terjadi permusuhan di antara mereka.
Atau sering disebut dengan adu domba adu domba, domba diadu.
*لا يدخل الجنة نمام، الحديث : متفق عليه*
“Orang nan sering melakukan namiimah tidak ada masuk surga”.
Baca Juga : Hikmah Puasa di Tengah Pandemi Covid-19
Inilah etika wajib puasa. Di samping ada etika wajib, ada juga etika sunnah, insyaa Allah bakal diterangkan di tulisan berikutnya.
Penulis: Kyai Nadjih Ihsan, Wakil Ketua MT PWM Jatim